Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Marelan. Sejumlah petani di Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan beralih menanam cabai merah lokal guna mengirit biaya produksi dan ancaman hama yang kerap mengancam pertumbuhan tanaman.
"Perawatan tanaman cabai lokal lebih mudah dan murah dibandingkan dengan merawat cabai hibrida, sehingga kini banyak petani di Medan Marelan beralih menanam cabai merah lokal," ujar Saring Trobos, petani andalan Marelan ketika ditemui medanbisnisdaily.com, Kamis (17/1/2019).
Dikatakannya, cabai merah yang beredar saat ini di pasar tradisional lebih dominan cabai merah lokal. Dampaknya, harga pasaran cabai merah menjadi turun dratis hingga Rp 7.000 per Kg pada tingkat petani.
Selain itu, perawatan cabai merah lokal yang relatif lebih tahan terhadap hama dari pada cabai hibrida, juga memberikan semangat bagi petani untuk beralih memakai bibit lokal yang disemai sendiri oleh petani.
Trobos juga menyebutkan, masa panen cabai merah lokal maupun hibrida, sejak penyemaian hingga dapat dipetik sama-sama memakan waktu 100 hari, diantanya 20 hari masa penyemaian dan 80 hari di lokasi tanam hingga dapat dipetik. Sedangkan masa panen bisa berlangsung lima hingga delapan bulan, tergantung masa perawatan. Tapi, biaya ptoduksi cabai merah lokal lebih murah dari pada cabau merah hibrida, terangnya.
"Kini sejumlah petani juga ada yang sudah menyiapkan bibit cabai lokal yang dikemas dalam polibek, dijual dengan harga Rp 300 per polibek, sehingga sebagian petani tidak perlu lagi menyemai, cukup memindahkan bibit ke lokasi tanah yang sudah dibedeng," sebut pria berbadan tambun tersebut.