Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Buah nanas adalah salah satu komoditas hortikultura yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Apalagi, nanas memiliki banyak jenis dan yang paling banyak ditanam di Indonesia yakni jenis Queen (Suska Kualu, Ponggok, Palembang, Tangkit, Banasari) dan Smooth Cayyene (Subang dan PK 1).
Saat ini, UPTD Benih Induk Hortikultura Gedung Johor, Medan, Sumatra Utara menanam sekitar 30 nanas palembang dalam tahap uji coba. Benih yang ditanam merupakan hasil dari pengembangan secara kultur jaringan. Sebagian sudah berbuah, sebagian lagi mulai matang.
Penanamannya berdekatan dengan lokasi yang akan dijadikan tempat perbenihan bawang merah yang ditutup kain putih. Kepala UPTD BIH Gedung Johor, Baharudin Siregar mengatakan, nanas palembang dikenal dengan rasanya yang manis.
Meskipun saat ini penanaman masih uji coba, namun pertumbuhannya menggembirakan. Menurutnya, jika berhasil, pihaknya akan memgembangkannya dan melakukan perbanyakan dengan cara-cara yang tepat. "Kita lihat saja, pertumbuhannya bagus dan nanti kalau berhasil kita lakukan perbanyakan benihnya," katanya, Kamis (17/1/2019).
Dikutip dari Badan Pusat Statistik Sumatra Utara yang diperbarui pada 17 November 2017 produksi buah nanas di Sumatera Utara mengalami tren positif baik dengan perrincian 183.213 ton (2011), 262.089 ton (2012), 228.136 ton (2013), 237.581 ton (2014), 223.128 ton (2015).
Sementara itu, data dari Dinas Pertanian Sumatera Utara, hingga November 2018 yang lalu, angka sementara produksi nanas di Sumut tidak tercantum dalam 10 komoditas unggulan Sumatera Utara tahun 2017, namun tahun 2018, terdapat dukungan program pengembangan di dua kabupaten yakni Mandailing Natal dan Labuhan Batu sebanyak 10.000 batang.
Sebagaimana diketahui, berdasarkan SK Gubsu No 061/452 k/2002, tugas BIH Gedung Johor membantu Dinas Pertanian Sumatera Utara (Dipertasu) dalam perbanyakan bibit berkualitas, sekaligus membina secara teknis balai benih pembantu dan para penangkar. Karenanya, tanaman yang dikembangkan oleh UPTD BIH Gedung Johor adalah benih berlabel putih dan ungu.
Bedanya, benih berlabel putih merupakan keturunan pertama dari benih penjenis berlabel kuning. Benih ini diproduksi di bawah bimbingan yang intensif dan pengawasan yang ketat sehingga kemurnian varietas dapat terpelihara. Sedangkan benih berlabel ungu adalah keturunan benih berlabel putih.
Benih ini diproduksi dan dipelihara sedemikian rupa sehingga indetitas dan tingkat kemurnian varietas yang ditetapkan dapat dipelihara dan memenuhi standart mutu yang ditetapkan dan harus disertifikasi sebagai Benih Pokok oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih. Benih berlabel ungu dikembangkan oleh penangkar dan hasilnya berlabel biru, disebut sebagai benih sebar. Benih itulah yang ditanam petani.