Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Salah seorang pejabat teras yang hadir menyaksikan Debat Capres-Cawapres di acara nonton bareng (nobar) di Medan Club, Jalan Kartini, Medan, Kamis malam (17/1/2019), adalah Wakil Wali Kota Medan, Akhyar Nasution. Nobar diadakan Tim Kemenangan Daerah Jokowi-Ma'ruf Sumatra Utara.
Akhyar memang kader PDI Perjuangan, partai yang mengusung Jokowi-Ma'ruf menjadi pasangan capres. Bersama beberapa partai lainnya. Wajar kalau dia hadir di acara nobar. Hadir dengan memakai pakaian santai, t-shirt berkerah dipadu celana jeans.
Bersama petinggi partai pendukung, pimpinan TKD serta kelompok relawan, dia duduk di kursi baris terdepan selama nobar berlangsung. Nyaris tidak bergeser dari tempat duduknya kalau bukan karena ke toilet.
Dari jarak beberapa meter medanbisnisdaily.com "mengintip" tingkah Akhyar sepanjang debat berlangsung. Dia ikut larut dalam kehebohan walau tidak sampai berteriak histeris atau mengangkat-angkat bendera kecil bergambar Jokowi-Ma'ruf seperti pendukung lainnya saat pasangan capres yang mereka dukung berada "di atas angin".
Dia cukup tersenyum atau tertawa. Berkali-kali dia menampilkan sikap seperti itu. Senyum-senyum, terdiam sejenak dan kemudian tersenyum lagi.
Misalnya pada segmen kelima berupa tanya jawab menyangkut tema korupsi. Oleh Jokowi dipertanyakan komitmen pemberantasan korupsi rivalnya Prabowo-Sandi. Mengutip laporan Indonesia Corruption Watch, disebutkan Gerindra yang dipimpin Prabowo memiliki sejumlah caleg yang mantan tersangka kasus korupsi. Caleg-caleg itu disetujui Prabowo diusung partainya.
"Huu...huu...," teriak pendukung pasangan 01 menyambut gembira "serangan" Jokowi. Pada saat yang sama Akhyar tak henti tersenyum.
Serius mengikuti debat, dia ingat betul pernyataan kontroversial Prabowo yang memancing senyumnya. Contohnya, soal tax ratio atau penerimaan pajak negara dibanding dengan PDB. Oleh Prabowo dikatakan akan ditingkatkan dari angka 11% saat ini menjadi 16% jika bersama Sandiaga Uno dia terpilih jadi presiden
Komentar Akhyar, tax ratio 11% sudah cukup baik dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5%. Malaysia yang kebijakan perekonomiannya lebih baik dari Indonesia saja tax rationya hanya 15%.
"Itu nggak mungkin tercapai yang diucapkan Prabowo. Harus tumbuh berapa % perekonomian kita agar angka itu tercapai," ujarnya.
Yang lainnya adalah soal perizinan yang memudahkan mengawali usaha atau bisnis di Indonesia. Jokowi menerapkan sistem yang dikenal sebagai single submission. Hanya dalam waktu dua jam seluruh izin bisa didapatkan.
"Itu kan sangat bagus yang diterapkan Jokowi," ungkapnya antusias.
Jabatannya sebagai Wakil Wali Kota Medan menjadi magnet bagi peserta nobar untuk mengajaknya berfoto bareng. Jadilah dia "direpotkan". Berfoto berkali-kali dengan orang berbeda, sembari mengacungkan jempol sebagai pertanda mendukung Jokowi-Ma'ruf.