Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Buah naga terkenal dengan manfaatnya bagi kesehatan. Buah dari salah satu jenis kaktus ini memiliki bunga yang indah dan memiliki rasa yang mantap; manis dan menyegarkan. Namun, sebagian masyarakat menilai saat ini kualitas buah naga semakin menurun. Apa penyebabnya?
Di Jalan AR Hakim, Medan, Zubaidah, seorang warga Denai, yang membeli buah naga di tempat penjualan buah mengatakan, dibandingkan beberapa tahun lalu buah naga memiliki rasa yang manis dan menyegarkan. Anaknya sangat menyukainya memakan langsung maupun dicampur dalam es krim.
Dia pun di rumah sering membuat jus buah naga, baik yang warna merah maupun putih. Dia lebih menyukai yang merah karena lebih manis dan mencolok sehingga menarik dipandang. "Tapi ya itu, kayaknya rasanya tak seperti dulu, tak tahu kenapa," katanya, Jumat (18/1/2019).
Wahyuni, penjual buah di Pasar Sukaramai mengatakan, buah naga masih banyak peminatnya walaupun dibandingkan beberapa tahun lalu, penjualan buah naga tidak mengalami kenaikan. "Mungkin karena dulu orang baru kenal, penasaran terus banyak dicari," katanya.
Menurutnya, ada satu atau dua orang pembeli yang pernah mengatakan kepadanya bahwa rasa buah naga tidak lagi seperti dulu. Dia tak mengerti penyebabnya.
"Tapi hanya satu dua saja, tak banyak. Katanya berkurang, tapi buah naga tak pernah bersisa. Tak ada yang dibuang karena tak terjual," katanya.
Kepala UPTD Benih Induk Hortikultura Sumatera Utara, Baharuddin Siregar, mengatakan, berkurangnya rasa buah naga bisa jadi karena dipanen sebelum waktunya. Tingkat kematangan belum cukup sudah dipetik kemudian diperam, akan sangat berbeda hasilnya jika pemanenan dilakukan saat sudah waktunya.
"Kebanyakan kan dipetik sebelum waktunya lalu diperam. Beda kalau matang di lahan, rasanya pasti manis dan segar," katanya.
Saat ini, pihaknya sedang mengembangkan 300 tegakan buah naga hibrida. Tiap tegakan terdiri 3 batang tanaman buah naga. Pemanenan dilakukan tidak terburu-buru sehingga rasa tetap terjaga. Tanaman buah naga yang dikembangkannya berbeda dengan tanaman buah naga yang ditanam oleh masyarakat kebanyakan.
"Tak perlu dikawinkan tapi tetap bisa berbuah. Kuncinya ya itu, jangan panen sebelum waktunya lalu diperam. Baiknya biarkan tetap matang di lahan. Biarkan secara alami," katanya.