Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Banjir dan penyumbatan saluran air (drainase) perlu dianalisis secara mendalam agar kedua masalah dapat ditangani dan tidak lagi menjadi persoalan yang terus-menerus mengganggu aktivitas warga, terutama saat musim hujan tiba. Hal itu diungkapkan anggota Komisi E DPRD Sumut, Horas Rajagukguk, untuk merespons keluhan warga Jalan Tangguk Bongkar, Tegal Sari Mandala II, Kota Medan, Kamis (17/1/2019).
Pada hari kedua masa resesnya, Horas Rajagukguk, menyempatkan diri bertemu dengan warga di daerah pemilihannya, Dapil Sumut 1, di kawasan Mandala. Dalam kunjungan itu, Horas menerima banyak keluhan warga, secara khusus banjir dan penyumbatan saluran air. Pasalnya, di daerah tersebut, sering terjadi banjir yang meluber hingga ke dalam rumah. Akibatnya, aktivitas warga sering terganggu oleh genangan air berwarna hitam dan berbau tak sedap.
Warga mengakui di daerah tersebut hampir 95 persen warga beternak babi sebagai mata pencaharian utama. Peternakan itu manghasilkan limbah yang tidak dikelola dengan baik, sehingga limbah sering langsung mengalir ke parit dan dapat mengakibatkan banjir. Warga berharap agar saluran air dapat diperbaiki.
Menanggapi keluhan warga, Horas berjanji akan membawa masalah itu ke rapat DPRD Sumut. Namun demikian dia mencoba memberi solusi sederhana agar warga tidak selalu mengeluhkan banjir dan penyumbatan parit. “Kalau dianalisis, parit sumbat itu pasti ada sesuatu yang menutup. Bisa sampah, kotoran atau limbah ternak. Jadi, harus dicari dulu akar masalahnya,” katanya.
Konsep yang ditawarkan Horas untuk mengurangi beban yang dialami warga adalah dengan memanfaatkan limbah ternak tersebut menjadi sumber energi biogas. Limbah ternak babi, kata Horas, menghasilkan biogas yang tinggi. "Jadi, jika kotoran ternak itu ditampung di sebuah penampungan (tangki) akan menghasilkan gas dan dari tangki itu biogas dialirkan ke dapur menjadi sumber energi. Dengan demikian limbah ternak bukan lagi masalah karena tidak lagi dialirkan parit. Kotoran ternak tersebut justru bermanfaat bahkan menguntungkan," kata Horas.
Solusi sederhana itu merupakan konsep yang sudah lama dirancang anggota DPRD dari Fraksi PDIP dan aktif melakukan penyuluhan kesehatan kepada warga miskin tersebut. Dia mengakui, persoalan banjir di Kota Medan sudah seperti lagu wajib. Dirinya pun berjanji akan membahas keluhan warga ke rapat dewan agar dicari akar masalahnya.
Namun demikian, sejauh ini, persoalan yang sering ditemukan di masyarakat golongan paling bawah adalah sulitnya mengakses kebutuhan-kebutuhan mendasar, di antaranya akses kesehatan dan pendidikan. Kedua kebutuhan itu masih merupakan barang mahal bahkan langka bagi warga miskin. Masyarakat pada umumnya mengeluhkan buruknya pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Warga mengaku sering diperlakukan tidak manusiawi oleh pihak rumah sakit. Perlakuan buruk tersebut masih berkutat pada persoalan yang menyangkut pelayanan BPJS. Merespons itu, Horas pun berjanji akan membereskan persoalan itu. “Layanan kesehatan dan pendidikan adalah kebutuhan mendasar yang harus bisa diakses oleh masyarakat miskin,” katanya.