Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Medan mendapat predikat kota terkotor se Indonesia untuk kategori kota metropolitan dari Kementrian Hidup dan Kehutanan (KLHK). Penilaian itu diberikan karena Medan belum memiliki kebijakan dan strategis (Jakstra) serta masih menggunakan sistem open dumping (pembuangan terbuka) di tempat pembuangan akhir (TPA).
Semenjak informasi tersebut terpublish ke publik, sejumlah pejabat di lingkungan Pemerintah Kota (Pemko) Medan seperti kebakarang jenggot. Bahkan, Kepala Dinas Pertamanan Medan, M Husni langsung mendatangi KLHK untuk mendapat informasi yang utuh.
Serangan masyarakat Kota Medan kepada Wali Kota Medan, Dzulmi Eldin juga tinggi. Orang nomor satu di Kota Medan itu dianggap tidak bisa melakukan penataan kota, karena terlalu sibuk dengan kegiatan seremonial.
Dua hari terakhir medanbisnisdaily.com mulai menyisiri sejumlah titik di Kota Medan untuk melihat penanganan sampah. Di beberapa titik memang masih terlihat sampah masyarakat yang belum diangkut petugas sampah hingga pukul 09.00 WIB pada Jumat, 18 Januari 2019.
Itu terjadi di Jalan Ayahanda, sejumlah tong sampah masyarakat yang tersusun rapi di depan rumah masih dipenuhi sampah, petugas pengangkut belum juga hadir hingga pukul 09.00 WIB.
Titik selanjutnya yang disusuri, yakni daerah pinggiran sungai Sei Putih, letaknya tidak jauh berbeda dari Universitas Pancabudi di Jalan Gatot Subroto. Kondisi sungai itu sangat menghawatirkan karena dipenuhi oleh sampah.
Sedangkan sampah di sepanjang Jalan Gatot Subroto mulai dari bundaran majestik hingga persimpangan Kapten Muslim tidak terlihat. Namun, lain hal di Jalan Kapten Muslim. Di tempat itu banyak sampah dari para pedagang tradisional yang menumpuk.
Sabtu, 19 Januari 2019, giliran aliran Sungai deli di Jalan Kapten Maulana Lubis yang dilihat. Kondisinya tidak jauh berbeda, karena banyak sampah.
Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Medan, Muhammad Husni, mengatakan, baru satu bulan terakhir pengelolaan sampah dikembalikan kepada mereka. Sebelumnya, penanganan sampah diserahkan ke pihak kecamatan.
"Sebenarnya satu bulan terakhir itu kami konsolidasi ulang, karena mulai dari awal lagi penanganan sampah mulai dari penyapu jalan, pengangkutan hingga pengelolaan TPA," ucapnya.
Sejak pengelolaan sampah dikembalikan ke Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Husni mengaku petugas pengangkut sampah mulai bekerja usai subuh sekitar pukul 06.00 WIB.
"Setelah subuh mobil pengangkut sampah, melati bestari yang menyapu jalan udah mulai kerja. Satu persatu disisir oleh petugas lapangan," katanya.
Tentang banyaknya sampah di sungai, Husni mengebut pihaknya terbentur mengenai kewenangan. Di mana, sungai menjadi tanggungjawab Besar Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II.
"Nanti akan kami kordinasikan ke pihak BWS Sumatera II. Apalagi untuk mengangkut sampah di sungai butuh alat, sulit dilakukan dengan manual," bilangnya.