Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Balige. Keberadaan bangunan instalasi pengelohan limbah (IPAL) di Sungai Aek Simaremare, Balige, Kabupaten Toba Samosir (Tobasa), Sumatra Utara sangat disesalkan warga. Selain tidak berfungsi, bangunan juga didirikan di atas aliran sungai membuat lebar sungai menyempit.
"Metode apa yang dibuat membangun sebuah bangunan mempergunakan badan sungai? Seharusnya lebar harus dijaga mengantisipasi banjir," ujar pemerhati pembangunan, Parlin Sianipar, Sabtu(19/1/2019), di Balige.
Sebagai birokrasi dan pernah menangani hal serupa ketika menjabat di Kementerian PUPR dan saat ini sudah pensiun, Parlin Sianipar sangat menyayangkan penyempitan Sungai Aek Simaremare yang saat ini berkurang 2 meter.
"Kita harus berani mempertanyakan hal ini kepada pemerintah. Apalagi jumlah anggaran lebih dari Rp 10 miliar adalah anggaran luar biasa dan perlu diaudit," sebutnya.
Juga dikatakan ia, mengingat arti dan fungsi bangunan hingga saat ini belum bermanfaat kepada masyarakat, maka sangat dibutuhkan waktu, baik elemen masyarakat maupun pemerintah menyikapi secara objektif apakah anggaran sebesar itu layak atau tidak.
"Sudah saya coba mendatangi rumah sekitaran bangunan, apakah aliran limbah keluarganya dialirkan ke bangunan IPAL dan jawaban yang saya dapat adalah tidak," ungkapnya berharap Pemkab Tobasa secepatnya membuat klarifikasi atau pemanfaatan bangunan kepada masyarakat.
Kepala Kelurahan Pardede Onan melalui Kepala Lingkungan dimana proyek didirikan, Ranto Pardede menyebut informasi atau kritikan masyarakat akan diteruskan kepada pimpinannya.
"Sebagai aparat kelurahan hanya bisa menampung aspirasi ini dan seluruh masukan akan kami sampaikan kepada pimpinan maupun kepada instansi teknis," katanya.