Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Pembangunan proyek tol yang dikerjakan BUMN dianggap terlalu diburu-buru agar cepat selesai. Imbasnya ada saja kerusakan yang terjadi bahkan tak lama setelah diresmikan.
"Mungkin kontraktornya merasa terkejar waktu, dikebut, jadi buru-buru. Namanya juga human error. Kadang-kadang kecelakaan, terjadi kerusakan pada konstruksi," kata Sekretaris Jenderal Badan Pengurus Gabungan Pelaksana Konstruksi Indonesia (Gapensi) Andi Rukman Karumpa saat dihubungi di Jakarta, Senin (21/1/2019).
Dia memahami bahwa pemerintahan di bawah Presiden Joko Widodo (Jokowi) memiliki program Nawacita yang harus dikerjakan. Tapi itu tidak lantas harus membuat pembangunan dilakukan terburu-buru.
"Tapi kan tidak mesti semua pekerjaan itu harus dikebut, harus selesai, harus selesai, harus selesai tapi mengesampingkan kualitas mutu. Di lain sisi kita nggak menginginkan itu. Kita ingin benar benar pekerjaan itu sesuai dengan kualifikasi," jelasnya.
Sayangnya BUMN yang menggarap proyek tol ini memiliki tanggung jawab kontrak. Yang mana di kontrak tersebut sudah ada kesepakatan kapan harus selesai. Padahal menurut dia, kontrak tersebut bisa dibuat jangka panjang, tidak harus dalam satu periode pemerintahan.
Jika tidak diburu-buru maka kontraktor yang menggarap proyek bisa melakukan perencanaan dan pembangunan secara lebih matang.
"Maksudnya membuat jalan tol kan tidak semudah membalikkan telapak tangan, harus betul betul penuh dengan perencanaan. Jadi sistematis perencanaannya, baru membangun sesuatu," tambahnya.
Seperti diketahui, pada 16 Januari 2019, ruas jalan Tol Pemalang-Batang KM 321 menuju Kabupaten Batang, Jawa Tengah mengalami kerusakan. Tol yang baru diresmikan 20 Desember 2018 kemarin itu mengalami kerusakan berupa keretakan pada jalan. Bahkan pondasi penahan ruas tol kanan-kirinya juga mengalami longsor.
Bahkan kerusakan juga pernah terjadi di ruas tol Salatiga-Kartasura, Jawa Tengah. Talut atau lereng disamping ruas tol tersebut ambles. Kerusakan talut terjadi pada 24 Desember 2018, atau 4 hari setelah diresmikan. (dtf)