Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Langkat. Selama ini masyarakat banyak bertanya, ada apa TNI saat ini kok turun ke sawah. Padahal tugasnya kan berperang dan pertahanan negara.
"Tentunnya masyarakat bertanya-tanya, mengapa tentara saat ini masuk lumpur turun ke sawah. Kalau sudah turun ke sawah tentunya ada apa- apanya. Kenapa TNI ke sawah, karena sudah darurat, jadi TNI turun tanam", kata Satgas Tim Serapan Gabah Petani (Sergab) TNI tahun 2019, Kolonel Infantri Suyitno saat memberikan pencerahan kepada petani gabah di lahan persawahan tadah hujan, di Kelurahan Pekan Gebang, Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat, Sumatra Utara, Selasa (22/1/2019).
Ditegaskannya, Indonesia sebagai negara agraris yang besar. "Mengapa beras kita impor, karena ada yang tidak bener," ujarnya.
Pemerintah mengharapkan produksi gabah, di mana 10% gabah kering panen (GKP) harus dijual ke Bulog dengan harga yang telah ditetapkan, karena Bulog merupakan penyangga pangan, dan sisanya 90% bisa dijual kepihak lain. Karena selama ini pemerintah telah memberikan bantuan kepada petani berupa bibit, pupuk dan alat-alat pertanian.
Makanya, gabah yang dibeli Bulog akan kembali lagi ke rakyat. Misalnya ada bencana alam, beras yang ada pada Bulog akan dibagikan ke rakyat secara gratis. Makanya petani harus menyisihkan 10% produksi GKP dijual ke Bulog. Karena banyak rakyat yang bukan petani, yang membutuhkan beras, sehingga Bulog sebagai cadangan pangan harus memiliki stok pangan.
"Jadi kalau petani tidak mau menjual ke Bulog, bagaimana ? Tentunya ini semua kembali lagi kepada petani", tegasnya.
Tim serapan gabah petani (Sergab) TNI tahun 2019 bersama Dinas Pertanian Sumut dan Langkat serta Bulog Sumut, melakukan panen gabah petani di lahan persawan tadah hujan di Jalan Khatib Darus, Kecamatan Gebang, Langkat.
Sebelumnya, Yusfik, dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Langkat mengatakan, Langkat setiap tahunnya telah melakukan pertanaman padi seluas 105.000 hektar. Artinya, luas itu dikelola untuk pertanaman padi 3 kali setahun dengan rincian luas lahan baku persawahan di Langkat 35.000 hektar. Dan ini melebihi target 90.000 hektar yang ditetapkan pemerintah pertahunnya.
"Di Kecamatan Gebang ini luas lahan persawahan ada 3.000 hektar dan berdampingan dengan 4.000 hektar di Kecamatan Babalan. Semula lahan sawah rawa-rawa yang banyak memerlukan air, dikarenakan sawah di dua kecamatan ini tadah hujan", katanya.
Komandan Kodim 0203/Langkat Letkol Infantri Syamsul Alam mengatakan, panen gabah yang dilakukan untuk meningkatkan swasembada pangan.
"Saya mengapresiasi Gapoktan yang telah mengembrak dan mengelola pertanian secara maksimal hingga dapat memproduksi gabah yang optimal. Dimana pemerintah mencanangkan program swasembada pangan. Untuk Sumut ditargetkan harus 294 ton produksi gabah kering panen (gkp) di Januari 2019 ini," katanya.