Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) memprediksi panen jagung di bulan Maret akan kurang. Alhasil peternak akan kesulitan memenuhi kebutuhan.
Sekretaris Jenderal Pinsar, Leopold Halim mengatakan saat ini pasokan jagung di lapangan benar-benar telah menipis. Kondisi ini pun menjadi titik krusial bagi peternak.
Pria yang akrab disapa Atung ini pun mengatakan, saat panen berlangsung mau tidak mau semua jagung akan dibeli bahkan berebutan.
"Panennya ini (panen raya) kayaknya nggak cukup. Soalnya sekarang ini lagi krisis jagung bermasalah dan diulur-ulur supaya nggak habis," kata dia, Rabu (23/1/2019).
"Ini bakal terserap habis. Panennya bakal jadi rebutan deh," sambung dia.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan akibat kurangnya panen tersebut harga jagung diperkirakan tidak akan kembali di angka Rp 4.000 per kilogram (kg). Atung memperkirakan harga jagung tetap akan stabil tinggi di kisaran Rp 5.000 per kg.
"Harganya nggak akan jauh dari sekarang di Rp 5.800 - Rp 6.000 per kg. Nggak nyampe Rp 4.000 per kg (kembalinya harga). Mungkin masih di kisaran Rp 5.000 per kg," tutup dia.
Terpisah, Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Panan, Maman Suherman menjelaskan, panen di Januari memang tergolong sedikit. Namun dari kajian yang dilakukan timnya, diramalkan produksi jagung di bulan Maret akan jauh lebih besar dan bisa memenuhi kebutuhan nasional.
"Maret ini ada banyak di Jatim kok. Pasti cukup. Yang sedikit itu Januari kan 1,7 juta ton. Kalau di Februari-Maret banyak," tutur dia. (dtf)