Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Kabupaten Karo, Simalungun, dan Dairi, merupakan tiga kabupaten sentra produksi jagung di Sumatra Utara. Terutama dari ketiga kabupaten tersebut kebutuhan jagung untuk pakan ternak dipenuhi. Jumlah produksi sebesar 1,7 juta ton melebihi total kebutuhan sehingga tak memerlukan jagung impor.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatra Utara, M Juwaini, kepada medanbisnisdaily.com, Kamis (24/1/2019). Ketika ditanya berapa luas lahan pertanaman dan panen jagung di Sumatra Utara, Juwaini mengaku tidak sedang memegang datanya. Namun angka 1,7 juta ton per tahun adalah angka yang fiks produksi di Sumatra Utara.
Januari ini, panen jagung berada di Kabupaten Karo dan Dairi. Sedangkan di Kabupaten Simalungun, kata dia, kemungkinan juga akan memasuki musim panen. Juwaini mengatakan, selama ini produksi jagung di Sumatra Utara sebagian besar diserap oleh perusahaan pakan ternak yang tergabung dalam Gabungan Pengusaha Pakan Ternak (GPMT).
Kebutuhan jagung setiap tahunnya sebanyak 1,2 juta ton. Sisanya, 500.000 ton dipasarkan sesuai dengan mekanisme pasar. Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatra Utara memiliki tugas dan fungsi dalam produksi. Sedangkan pemasaran berada pada Badan Ketahanan Pangan.
"Distribusinya kemana, itu di mekanisme pasar. Tapi yang jelas kita surplus. Karena itu, untuk kebutuhan kita di Sumut, tak perlu impor karena sudah bisa dicukupi dari produksi kita sendiri," ungkapnya.
Berdasarkan data realisasi tanam komoditas jagung di Sumut periode Oktober 2017 hingga September 2018 seluas 293.200 hektare dengan realisasi panen seluas 247.112 hektare dengan produktivitas sebesar 61.10 kw/hektare. Dengan angka produktivitas sebesar 61.10 kw/hektare (6,1 ton) dikalikan dengan luas lahan 293.200, maka diperoleh angka 1.788.520 ton.