Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Sedih dan prihatin terhadap keputusan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang menetapkan Medan sebagai kota terkotor di Indonesia diungkapkan Ketua Yayasan Peduli Pemulung Sejahtera, Uba Pasaribu kepada wartawan, Jumat (25/1/2019). Dia bersama kawan-kawannya yang bermata pencaharian sebagai pemulung sudah berbuat banyak untuk Medan agar menjadi bersih. Di antara mereka bahkan ada yang sudah berpuluh tahun memungut sampah perkotaan, tanpa diupah dan tidak pernah mendapat perhatian dari pemerintah kota.
"Kami sangat sedih jika ternyata Kota Medan adalah yang terkotor di Indonesia," ungkap Uba yang dijumpai di kawasan pemukiman pemulung di pinggiran rel kereta api di Kelurahan Cinta Damai, Medan Helvetia.
Agar Medan menjadi kembali bersih, dia menyatakan bersama kurang lebih 3.000 pemulung tergabung di dalam yayasan siap membantu pemerintah kota membersihkan. Tergantung kepada wali kota, apakah mau mengajak dan memanfaatkan mereka untuk bersinergi.
Uba menyatakan cukup bagi wali kota memperhatikan kesejahteraan pemulung dengan cara memberi upah bulanan, dijamin mereka pasti bersedia membantu. Selama ini dengan tidak memperoleh apapun mereka sudah bekerja memungut sampah di Kota Medan. Apalagi jika pemerintah mau memanfaatkan.
"Pasti Kota Medan kami buat lebih bersih jika pemerintah mau memperhatikan kesejahteraan pemulung," tegasnya.
Anggota DPRD dari Fraksi PDI Perjuangan, Sutrisno Pangaribuan, yang selama ini cukup dekat dengan pemulung berharap pernyataan yang disampaikan Uba menjadi perhatian bagi pemerintah. Pemko Medan harus bekerjasama dan memanfaatkan mereka agar kota menjadi lebih bersih dan tidak lagi ditetapkan sebagai yang terkotor di Indonesia.
"Pemerintah akan sangat diuntungkan jika mau bekerjasama dengan para pemulung ini membersihkan Kota Medan. Selama ini mereka tidak pernah diperhatikan padahal ikut menjaga kebersihan kota," terang Sutrisno yang juga Ketua Komisi D ini.