Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Dalam rangka menggali sejarah dan mempromosikan Kota Binjai, khususnya di bidang literasi, Komunitas Sastra Masyarakat Binjai menggelar lomba cipta puisi dengan tema Binjai. Demikian dikatakan penggagas lomba, Saripuddin Lubis kepada medanbisnisdaily.com, Senin (4/2/2019).
Adapun syarat mengikuti lomba tersebut antara lain, penulis adalah penyair atau pegiat sastra tanah air maupun mancanegara kelahiran Binjai ataupun pernah tinggal/singgah di Kota Binjai. Kata kunci puisi adalah Binjai. Puisi diketik di word jenis huruf Times New Roman ukuran 12 dan panjang naskah bebas. Biodata dibubuhkan di bawah puisi dengan panjang maksimal 5 baris.
Penulis diperkenankan mengirim maksimal 5 (lima) puisi terbaik untuk dikurasi oleh Tim Kurator yaitu Suyadi San, Saripuddin Lubis, dan Tsi Taura. Naskah puisi dikirim ke pos-el : [email protected], dan cc : [email protected] dengan subjek dan judul NASKAH PUISI BINJAI.
"Naskah diterima paling lambat tanggal 20 Februari pukul 24.00 WIB. Penulis tidak dibebankan biaya cetak buku. Para penulis akan menerima kompensasi satu buku sebagai nomor bukti dan diserahkan saat peluncuran buku," terangnya.
Sejarah Binjai, lanjut Saripuddin, cukup unik. Ada satu versi Kota Binjai berasal dari sebuah kampung yang kecil terletak di pinggir Sungai Bingai. Upacara adat dalam rangka pembukaan kampung tersebut diadakan di bawah sebatang pohon Binjai (mangifera caesia) rindang yang batangnya amat besar, tumbuh kokoh di pinggir Sungai Bingai yang bermuara ke Sungai Wampu, sungai yang cukup besar dan dapat dilayari sampan-sampan besar yang berkayuh sampai jauh ke udik.
Seiring waktu di sekitar pohon Binjai yang besar itulah, kemudian dibangun beberapa rumah yang lama-kelamaan menjadi besar dan luas yang berkembang menjadi bandar atau pelabuhan yang ramai didatangi oleh tongkang-tongkang yang datang dari Stabat, Tanjungpura, dan Selat Malaka.
Kemudian, nama pohon Binjai itulah yang akhirnya melekat menjadi nama Kota Binjai. Konon pohon Binjai ini adalah sebangsa pohon embacang dan istilahnya berasal dari bahasa Karo.
"Dalam sejarah sastra Indonesia, Binjai pernah melahirkan tokoh sastra Indonesia paling berpengaruh, yakni Raja Penyair Pujangga Baru Tengku Amir Hamzah. Ini juga potensi Binjai di bidang literasi," katanya.