Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Bertanam bawang merah memang baru pertama kali dilakukan petani di Kelurahan Sidomulyo, Kecamatan Medan Tuntunan, Kota Medan. Namun sudah bisa memanen dengan hasil menggembirakan, yakni 9-10 ton/ha. Kelurahan ini diproyeksikan sebagai sentra produksi bawang merah di kawasan Medan Selatan.
Kamis siang, di bawah terik matahari yang menyengat, petani berkumpul di bawah tenda yang bersebelahan dengan hamparan tanaman bawang merah yang siap dipanen seluas 1.500 meter. Lahan ini dikelola oleh Kelompok Tani Harapan Tani, yang merupakan anggota Gabungan Kelompok Tani Mandiri.
Camat Medan Tuntunan, Gelora Ginting mengatakan pihaknya sangat senang melihat hasil panen yang dilakukan petani. Dia berharap agar dukungan kepada petani oleh Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Medan maupun Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatera Utara tidak berhenti di sini saja. Melainkan terus berlanjut hingga ke depannya.
Menurutnya, di wilayahnya masih terdapat 8 ha lahan milik Pemerintah Kota Medan yang tidak dikelola. Lahan ini menurutnya akan sangat bermanfaat jika dikelola secara eceran maksimal bersama petani. "Masih luas wilayah Kota Medan yang belum produktif di sni. Sebaiknya potensi dapat dilihat dan dimaksimalkan, luasnya 8 ha. Ini bisa dipakai untuk meningkatkan kesejahteraan kelurahan Sidomulyo," katanya.
Sekretaris Dinas Pertanian dan Perikanan Medan, Asrah Harahap, pertanaman bawang merah di Medan Tuntungan ini sangat potensial sebagai sentra produksi bawang merah di kawasan Medan Selatan. Petani di Kelurahan Sidomulyo akan mengimbangi yang dilakukan petani di Medan Marelan yang menjadi sentra produksi bawang merah di kawasan Medan Utara. "Keduanya sangat mendukung program kita, menumbuhkan dan meningkatkan produksi hortikultura menuju produksi bibit umbi yang bersertifikat," katanya.
Winda, dari Bank Indonesia mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi keberhasilan petani di Kelurahan Sidomulyo dalam pertanaman bawang merah. Pihaknya berrencana untuk membantu petani dalam pengembangan budidaya bawang merah sebagaimana sudah dilakukan bersama petani di Medan Marelan dan Kecamatan Beringin, Deli Serdang. "Kami tidak hanya mengurusi hal-hal yang berkaitan dengan uang, tapi juga pertanian dan kami juga ada ahlinya yang memahami tentang pertanian," katanya.
Pelaksana Harian (Plh) Kepala Bidang Hortikultura Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatera Utara, Baharuddin Siregar yang datang mewakili Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatera Utara, Azhar Harahap, mengatakan, bawang merah adalah salah satu komoditas pertanian yang sangat baik dikembangkan petani. Selama ini, dalam hal pengadaan benih, Sumatera Utara harus membelinya sebanyak 500 ton dari Jawa. Padahal, potensi produksi benih bawang merah oleh petani cukup besar dan memungkinkan dilakukan oleh petani. "Bayangkan, harga benih itu Rp 40.000/kg, kita beli dari Jawa. Kenapa kita tak buat sendiri. Kita bisa," katanya.
Dia menambahkan, sebagai lokasi produksi benih bawang merah dia memperkirakan panennya bisa mencapai 9-10 ton/ha. Namun demikian petani harus terus meningkatkan kemampuannya dalam budi daya bawang merah. Baharuddin yang saat ini merupakan Kepala UPTD Benih Induk Hortikultura Gedung Johor, mengundang petani untuk datang melihat pertanaman bawang merah. "Kami di sana juga nanam bawang merah. Silakan datang melihat lah ke sana. Tak perlu jauh-jauh ke Jawa, karena kita saja malah kedatangan orang dari Thailand dan lain sebagainya untuk belajar," katanya.
Kepala Seksi Sayuran dan Tanaman Obat, Adri Nasution mengatakan, panen bawang merah di Kelurahan Sidomulyo oleh Kelompok Tani Harapan Tani selaku anggota Gapoktan Mandiri merupakan penerima bantuan benih bawang merah (umbi) untuk pertanaman seluas 4 ha dengan benih sebanyak 2.800 kg, pupuk organik 7.200 kg, NPK 1.200 kg dan lainnya.
Ketua Kelompok Tani Harapan Tani, Kuat Hardianto, mengatakan, pertanaman bawang merah baru pertama kali dilakukan oleh kelompoknya. Di lokasi tersebut sebelumnya ditanami dengan tanaman keras. Dengan dukungan dan pendampingan dari penyuluh pertanian, petani belajar dan akhirnya dapat panen dengan menggembirakan. "Kita senang lah dan mau tanam lagi untuk nantinya," katanya.