Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily,com-Tanjungbalai. Berbilang tahun sudah hiling. Kini gaung para penyair di Tanjungbalai mulai berkumandang di halte sastra pada puncak malam baca puisi yang dipusatkan di halaman gedeng wanita Jalan Gereja Tanjungbalai, Jumat malam (8/2/2019).
Bangkitnya kembali gaung penyair ini merupakan upaya dan kerja keras Ketua Dewan Kesenian Daerah (DKD) Tanjungbalai Khawalid Mingka yang akrab disapa Awang beserta para sastrawan yang berada di Kota Kerang yang bertekad menjadikan sastra sebagai simbol pemersatu para pekerja seni yang selama ini terlihat bungkam tanpa suara.
Kegiatan itu tak saja dihadiri para penyair di Tanjungbalai, tetapi juga datri kalangan pelajar SMP maupun SMA, serta elemen masyarakat dan juga diramaikan bintang tamu seorang penyair yang dari Kota Binjai M Yunus Tampubolon yang sudah memiliki popularitas dan dikenal di Nusantara. Kahadiran Setiawan, penyair yang berasal dari Labuhan Batu Utara yang turut membacakan antologi puisi "Sinandong Menggugat" karya Tok Laut dan ruh dari karya tersebut bertujuan agar Tanjungbalai diseru sebagai Negeri Sinandong dan kiblat sastra di Sumatra Utara.
Gaung membaca puisi di halte sastra dengan tema "Sastra Adalah selimut Harmoni Kebhinekaan di Kota Kerang" diisi dengan pembacaan puisi oleh Kasat Intelkam Polres Tanjungbalai, AKP Usrat Aminullah, yang berjudul Gebyarlah Kotaku, karya terindah penyair Syamsul Rizal yang dikenal dengan sapaan Tok Laut.
Malam itu, para penyair terlihat satu persatu mengumadangkan karya-karya mereka di tengah tatapan mata tajam kaum milenial maupun warga masyarakat Kota Kerang. Suasana yang biasanya di pusat kota terdengar hiruk pikuk berganti hening.
Penyair Tok Laut kepada medanbisnisdily.com, Sabtu (9/2/2019), mengatakan, sejak era Ahmadi Hamid, deklarator film nasional yang berasal dari Tanjungbalai dan era penyair-penyair bunga laut Dharmayuda "Sebiduk", hingga saat ini Tanjungbalai adalah kota paling toleran. "Sastra adalah baju yang penuh warna hingga harmoni kebhinekaan menjadi baju yang paling anggun," katanya.
Sebelumnya Ketua DKD Tanjungbalai, Khawalid Minggka, mengungkapkan, tujuan kegiatan malam baca puisi di halte sastra yang turut menampilkan para penyair kota kerang bertujuan untuk menggali potensi bibit penyair dan satrawan di Tanjungbalai mulai dari kalangan pelajar maupun elemen masyarakat.
"Kita berkeyakinan, melalui kegiatan itu nantinya gaung puisi di Tanjungbalai akan terus bergelora dan bisa menjadikan Tanjungbalai sebagai kiblat sastrawan di Sumut, terlebihj lagi Wali Kota Tanjungbalai HM Syahrial juga merupakan salah seorang penyair yang memiliki banyak karya puisi terindah," ungkapnya.