Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Bali - Rencana Pemprov Bali membangun bandara baru di kawasan Kubutambahan, Buleleng, Bali mendapat sorotan. Pembangunan bandara di kawasan perbukitan itu dinilai riskan bagi penerbangan komersial.
"Saya berbicara seperti ini karena saya adalah penerbang, tahu mana bandara yang bagus untuk didarati dan mana tidaj. Bandara yang memiliki bukit sangat beresiko, khususnya saat pendaratan, " kata mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI AU (Purn) Ida Bagus Putu Dunia kepada wartawan, Minggu (10/2/2019).
Mantan penerbang matra udara TNI itu menilai bandara yang dibangun di kawasan berbukit tidak nyaman bagi penerbangan, apalagi penerbangan komersial. Menurutnya, bandara di Kubutambahan idealnya di laut karena datar dan dinilai lebih aman bagi pilot.
"Kan di Asia hanya Bali saja yang memiliki bandara di laut dan sangat besar. Sebagai daerah kawasan widata, bandara yang dibangun di laut jauh lebih menarik dibandingkan di darat, ini dari segi daya tarik. Tetapi dari segi kenyamanan penerbangan, Buleleng merupakan daerah berbukit-bukit, kawasan ini berbahaya bagi penerbangan, " urainya.
Dunia berpendapat pembangunan bandara di laut lebih minim konflik sosial. Apalagi di daerah Kubutambahan tersebut ada situs-situs bersejarah dan pura yang bakal digusur demi pembangunan bandara Bali baru ini.
"Keberatan krama (warga) Kubutambahan itu sangat masuk akal. Mereka khawatir pembangunan bandara di darat akan menghabisi situs-situs sejarah dan pura. Kondisi ini jelas berpengaruh terhadap budaya setempat," tutur Dunia yang sempat mendampingi mantan Kapolri Jenderal (Purn) Sutarman menengok ke lokasi.
Dia berharap keberadaan situs bersejarah tersebut tak diusik. Selain itu, faktor keselamatan penerbangan juga menjadi catatannya.
"Saya dengar Pak Sutarman yang punya leluhur di Kubutambahan ini juga keberatan kalau situs itu harus dikorbankan demi pembangunan bandara, " ujarnya.
Sebelumnya, PT BIBU Panji Sakti pernah mengajukan investasi untuk pembangunan bandara di laut. Namun, hingga saat ini izin penetapan lokasi (penlok) bandara Buleleng di laut belum juga dikeluarkan.
"Kita sudah lengkap secara administrasi, tetapi semuanya tidak digubris," tutur Presdir Panji Sakti Made Mangku.dtc