Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Muhammad Syaifudin alias Muhammad Yusuf Karim Faiz alias Abu Walid merupakan warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi algojo di kelompok radikal ISIS di Suriah. Abu Walid disebut menjadi fasilitator yang membantu proses hijrah Harry Kuncoro, mantan narapidana teroris, dari Indonesia ke Suriah.
"Dia disosokkan sebagai algojo ISIS yang memiliki pengaruh dan peran besar di kelompoknya. Tapi dia, dikabarkan terakhir, dia tewas pada akhir Januari karena terkena serpihan tank di Suriah," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (11/2/2019).
Dedi menjelaskan nama Abu Walid mulai dikenal dari peristiwa kerusuhan Ambon pada 1999. Abu Walid bersama saudara kembarnya disebut ikut dalam kerusuhan tersebut.
"Setelah itu, dia sekolah ke Arab Saudi. Pada awal 2000-an, dia terlihat di jaringan Jamaah Islamiyiah. Dia dekat dengan Noordin M Top (tersangka kasus Bom Hotel JW Marriott, Kedubes Australia dan Bom Bali II)," jelas Dedi.
Abu Walid, diceritakan Dedi, juga diketahui sebagai penyalur dana dari Timur Tengah kepada Noordin M Top. Abu Walid juga kerap bepergian ke Filipina Selatan.
"Abu Walid pernah ditangkap pemerintah Filipina karena tidak memiliki dokumen yang lengkap. Dia juga membawa senjata dan bahan peledak tahun 2004. Dia divonis 9 tahun penjara. Setelah itu, (dia) dikembalikan ke Indonesia," tutur Dedi.
Dedi menambahkan, Abu Walid menikah sepulang dari Filipina. Setelah lama tak terdengar kabarnya, Abu Walid muncul di salah satu video yang dirilis ISIS.
"Dalam video itu, dia sebagai algojo dan melakukan eksekusi terhadap korbannya. Dia di Suriah dan akhir bulan kemarin tewas," kata Dedi. dtc