Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Bermula dari keprihatinan terhadap mahalnya harga kertas, menjadi inspirasi untuk menghadirkan kertas alternatif. Melalui program pengabdian masyarakat berbasis penelitian untuk mengembangkan produk-produk hasil penelitian dosen, diciptakan kertas kreatif berbahan baku limbah.
Ketua Program Pengabdian Masyarakat Berbasis Penelitian, Prof Dr Rosdanelly, mengatakan, kertas kreatif ini merupakan produk Laboratorium Proses Industri Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara (USU), yang didanai dana non Pemasukan Negara Bukan Pajak (PNPB) Universitas Sumatera Utara (USU) tahun 2018.
Selain Prof Rosdanelly, pengabdian ini juga memiliki anggota Prof Irvan serta melibatkan mahasiswa masing-masing; Philip, Athir, Bimayu, Ardi, Leo dan Sasro. “Ide membuat kertas ini bermula dari kertas ucapan selamat ulang tahun, undangan. Saya lihat, kenapalah kertas ini mahal kali,” ujarnya, Selasa (12/2/2019).
Hal ini yang kemudian menjadi inspirasi baginya untuk membuat sendiri kertas alternatif. Kemudian produk tersebut bekerjasama dengan orang-orang kreatif yang punya kemampuan untuk mengkreasikannya. “Kalau saya kan tidak kreatif untuk membuat art gitu ya. Jadi saya buat kertasnya saja,” ujarnya seraya menambahkan program tersebut, sebagai upaya untuk mengembangkan produk-produk hasil penelitian dosen dan sudah dimulai sejak tahun 2018 lalu.
Dituturkannya, awalnya proses pembuatan kertas ini dibuat dengan proses sederhana. “Awalnya dimasak dulu, istilahnya membuat pulp. Kemudian dicetak jadi kertas. Setelah jadi kertas saya bekerjasama dengan syaf handicraft,” ujar Prof Rosdanelly yang juga Kepala Laboratorium Proses Industri Kimia Universitas Sumatera Utara (USU) ini.
Kertas kreatif ini, akunya, memiliki prospek bisnis yang menjanjikan. Sebab produk ini bisa menjadi bahan baku bagi pelaku usaha kreatif di Sumatera Utara, khususnya Kota Medan. “Jadi kita memasok bahan mentah ke pelaku usaha, kemudian dia yang berkreasi membuat tempat pinsil, tempat tisu, tas dan
lainnya,” ujarnya.
Kertas kreatif ini, sambungnya, dibuat dengan menggunakan limbah-limbah yang ada dialam, seperti limbah tebu, limbah pelepah sawit, daun-daun dan kayu-kayu, lalang-lalang yang banyak ditemukan banyak di kampus. Program ini, katanya, didanai oleh USU melalui program pengabdian pada masyarakat berbasis penelitian untuk mengembangkan produk-produk hasil penelitian dosen.
Katanya, penelitian dimulai tahun 2018 untuk kapasitas produksi juga sejauh ini belum banyak. Karena dalam seminggu kapasitas 50 lembar kertas
kreatif dengan ukuran A3.Umumnya, kertas kreatif ini dipasarkan dengan harga Rp 10.000 hingga Rp 15.000 per lembar. Produk unik ramah lingkungan dengan adanya kegiatan pesta pernikahan undangan-undangan, walaupun sudah tergerus dengan undangan online tetapi orang kreatif masih menggunakan kertas
alternatif ini untuk membuat produk kreatif yang lain.
"Seperti lampion dan beragam produk kreativitas lainnya. Dengan kehadiran inovasi ini, kedepan ditargetkan memanfaatkan sampah, limbah padat yang ada di sekitar kampus," ujarnya.