Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Pertumbuhan ekonomi Indonesia periode 2018 tercatat 5,17%. Sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS) pertumbuhan ditopang pertumbuhan konsumsi dan investasi domestik.
Sejumlah pihak menyebut jika perekonomian Indonesia mengalami stagnasi alias tidak bergerak. Benarkah demikian?
Pengamat ekonomi, Faisal Basri menjelaskan stagnasi adalah kondisi dalam keadaan berhenti dan tidak bergerak.
"Stagnasi itu mandek, tidak bergerak. Tapi Indonesia itu kecenderungan (ekonomi) masih naik, kalau stagnasi itu diiringi oleh pengangguran yang meningkat, Indonesia kan tidak," kata Faisal dalam acara Mandiri Investasi di Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Rabu (13/2/2019).
Dia menjelaskan saat ini memang ekonomi Indonesia masih berada di level yang cukup baik yakni 5%. Dia menyebut masih ada peningkatan dari kuartal ke kuartal setiap tahunnya.
"Memang terkesan masih anteng di 5%, tapi masih ada kenaikan, meskipun fondasinya belum sustain dan perlu diperkuat," jelas dia.
Faisal menyampaikan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi ini dibutuhkan pertumbuhan konsumsi yang tinggi. Karena konsumsi masih menjadi salah satu sektor yang dapat meningkatkan perekonomian.
Menurut dia saat ini sektor jasa sudah dominan dalam perekonomian yakni hampir mendekati 60%.
Sebelumnya kepala BPS Suhariyanto menjelaskan memang target pertumbuhan yang tinggi biasanya masuk dalam rencana pembangunan jangka menengah (RPJMN) yang dibuat untuk 5 tahun ke depan. Dia menyampaikan target 7% memang agak terlalu berat di tengah kondisi perekonomian yang tidak pasti seperti saat ini.
"Angka 5,17% bagus lah, jika dibandingkan dengan negara-negara lain. Walaupun memang kita juga bukan yang terbaik," ujar Suhariyanto.
Data BPS menyebutkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2018 tercatat 5,17% lebih tinggi dibandingkan periode 2017 sebesar 5,07%.
Ini didorong dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai lapangan usaha jasa lainnya sebesar 8,99%. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) sebesar 9,08%. (dtf)