Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Sejumlah elemen peduli Danau Toba akan berunjuk rasa menuntut Pemerintah Sumatra Utara (Pemprovsu) menutup perusahaan-perusahaan perusak kawasan Danau Toba ditutup. Aksi akan berlangsung di depan gedung DPRD Sumatra Utara, Jalan Imam Bonjol, Medan, pada Senin, 18 Februari 2019.
"Kita menuntut agar DPRD Sumut menggelar sidang paripurna untuk menghentikan semua perusahaan yang merusak lingkungan di Danau Toba," kata Kordinator aksi, Nico Nadeak kepada medanbisnisdaily.com, Kamis (14/2/2019).
Dikatakan Nico, estimasi massa diperkirakan 500 orang dari berbagai lembaga. Di antaranya Horas Bangso Batak (HBB) Yayasan Pencinta Danau Toba (YPDT) WALHI Sumut, Kelompok Studi Prakarsa dan Pengembangan Masyarakat (KSPPM), Parsadaan Toga Manurung Dohot Boruna (Patambor) Indonesia, Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Sumut, Himpunan Mahasiswa Toba Samosir (Hima-Tobasa) Gerakan Mahasiswa Batak Toba (Gematabo) ITM, International Communitee Gaja Dompak dan sebagainya.
"Kita harus selamatkan kawasan Danau Toba dari aksi perusakan perusahaan-perusahaan yang hanya meraup keuntungan dan tidak perduli dengan lingkungan," kata Nico.
Robert Sitompul, seorang penyiar siaran Batak di salah satu radio di grup WA HBB mengatakan,
dulu Indonesia dijajah dan merdeka dengan modal bambu runcing dan senjata hasil rampasan para pahlawan. Tapi sekarang penjajah itu masih ada dan banyak, cuma enggak angkat senjata dan perang.
"Kita hanya dituntut bersatu untuk bergerak maju, itu aja. Bersatu, menyatukan visi dan misi juga gagasan yang cemerlang untuk bisa mengatasi semua masalah di Danau Toba," katanya.