Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. PT Mandiri Sekuritas mulai mengkhawatirkan para perusahaan digital atau start up yang masuk ke bisnis produk investasi pasar modal. Perusahaan pun membuka peluang untuk kerja sama.
Direktur Utama Mandiri Sekuritas Silvano Rumantir mengatakan, saat ini pihaknya memiliki basis investor ritel yang cukup besar dalam industri. Namun dirinya mulai mengkhawatirkan gangguan dari pesaing baru yakni start-up.
"Jumlah investor ritel kita itu per 2018 95 ribu sementara total investor sekitar 850 ribu. Tapi yang perlu diantisipasi adalah potensi disrupsi dari e-commerce. Tali kita tidak boleh musuhi itu," ujarnya di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Rabu malam (13/2/2019).
Meski dia menilai itu merupakan gangguan, Silvano menilai perusahaan start-up tak boleh dimusuhi. Justru dia melihat adanya peluang dari para start-up yang mulai menjual reksadana yang kemudian akan berkembang trading saham.
Dia melihat saat ini memang perusahaan efek maupun manajer investasi masih menjadi pilihan utama bagi masyarakat yang ingin berinvestasi. Namun ke depannya, seiring dengan masuknya era generasi milenial, perusahaan start-up bisa menjadi ancaman.
"Sekarang e-commerce seperti Bukalapak, Tokopedia sudah bisa jual reksadana Rp 10 ribu juga bisa beli. Mungkin saat ini investor belum nyaman beli di sana. Tapi dengan edukasi dalam waktu dekat mereka bisa berhasil menggaet customer mereka," ujarnya.
Oleh karena itu dirinya membuka peluang untuk kerjasama dengan para perusahaan start-up. Bukan hanya dengan e-commerce tapi juga perusahaan teknologi transportasi seperti Go-Jek maupun Grab yang memiliki basis pengguna yang begitu besar.
Dirinya berharap Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bisa membuat aturan mengenai peluang kerjasama antara perusahaan efek dengan para startup. Sebab potensi untuk pendalaman pasar atau menambah jumlah investor begitu besar.
"Kenapa tidak Tokopedia atau Go-Jek kerjasama dengan sekuritas. Ini tergantung pembuat kebijakan, di luar kontrol kita. Ini disrupsi, tapi sebenarnya potensi juga pendalaman pasar. Jadi opsi yang dikaji dengan OJK bagaimana kita kolaborasi antara e-commerce dengan sekuritas. Itu inisiatif yang sangat kami dukung kalau OJK mau lakukan," kata Silvano.
Dia menegaskan bahwa dirinya membuka seluas-luasnya peluang kerjasama dengan perusahaan start-up. Baginya yang terpenting kerjasama itu nantinya bisa saling menguntungkan.
"Kami netral ke siapa saja yang mau bekerja sama, yang penting harus win-win. Mengenai ritel ini memang kita sekarang putar otak agar bisa di-convert menjadi peluang," tutupnya. (dtf)