Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Tol Trans Jawa disebut Kakorlantas Irjen Refdi Andri mendapatkan respons yang baik dari masyarakat. Pernyataan itu sekaligus menepis tudingan juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dian Fatwa, yang menyebut tol yang dibangun di masa pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) sebagai pembunuh bayaran.
"Saya kira respons masyarakat sangat baik sekali, utamanya yang melintasi sana, yang kita tanya pada saat mereka melintas," ucap Refdi, Minggu (17/2/2019).
Pada saat Natal 2018 dan Tahun Baru 2019, polisi memang menggelar Operasi Lilin. Jalur tol Trans Jawa menjadi salah satu pilihan masyarakat untuk mobilitas.
"Saya kira semuanya menyampaikan positif (mengenai Tol Trans Jawa)," imbuh Refdi.
Sebelumnya dalam suatu acara diskusi pada Sabtu, 16 Februari kemarin, Dian menyebut tol yang dibangun di masa pemerintahan Jokowi sebagai 'pembunuh bayaran'. Alasannya, kondisi jalan berbayar itu sering menyebabkan kecelakaan.
"Ternyata kita masuk jalan tol, jalan tol pembunuh bayaran, masuk jalan tol bayar tapi mati," kata Dian saat itu.
Menurut Dian, ada jalan tol yang pembangunan-pembangunannya mengabaikan keselamatan manusia. Dian menuding bentuk tol yang dibangun Jokowi adalah rigidpavement yang dapat menyebabkan ban cepat panas dan meletus.
"Karena itu jalan yang dibangun oleh Jokowi itu tidak memenuhi standar highway atau flexiblepavement ini karena tidak ditambah aspal. Ini persoalan safety ini diabaikan. Emang rigidpavement itu kan abis kerikil, beton, kemudian aspal. Kalau ditambahin aspal itu adalah highgrade, mestinya itu ditambahkan di situ tapi itu tidak," ujar Dian.
"Jadi yang saya maksud itu adalah itu padahal jalan tol itu adalah flexible pavement itu artinya diaspal, ternyata jalan Jokowi itu khususnya, misalnya Jakarta-Solo, Solo-Boyolali itu rigid pavement," sambungnya.(dtc)