Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Debat calon presiden (capres) yang berlangsung semalam, Minggu (17/2/2019) berlangsung sengit. Sejumlah pernyataan menarik pun dilontarkan masing-masing kandidat.
Salah satunya, yang dilontarkan capres nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) yang mengatakan, Indonesia sedang menuju bahan bakar biodisel 100% (B100) yang artinya tidak lagi menggunakan minyak berbasis fosil sama sekali. Namun, dari energi terbarukan seperti jagung, sawit, dll.
Lalu, benarkah pernyataan Jokowi tersebut?
Dalam catatan, solar yang beredar saat ini merupakan B20 alias dengan campuran 20% komponen sawit yang dikenal dengan fatty acid methyl esters (FAME).
Sementara, perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Pertamina (Persero) menyatakan, akan mengembangkan kilang Green Refinery Project. Dengan kilang ini, Pertamina bisa memproduksi bahan bakar diesel B100.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, Pertamina akan mengembangkan kilang yang ada untuk proyek tersebut. Dengan demikian, biaya investasi bisa dihemat.
Pembangunan kilang baru sendiri biasanya mesti menggelontorkan dana hingga US$ 3,5 miliar atau hingga Rp 49 triliun (kurs Rp 14.000).
"Investasi pengembangan kilang, salah satunya kilang Dumai, hanya sebesar 40% dibandingkan investasi kilang baru," katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (28/11/2018).
Pertamina telah menandatangani perjanjian dengan perusahaan minyak dan gas multinasional Italia yaitu ENI SpA. Kerja sama ini untuk menjajaki bisnis hilir minyak dan gas. Dalam perjanjian itu termasuk potensi untuk mengembangkan kilang hijau.
Penandatanganan perjanjian dilakukan pada 21 September di Porto Marghera, Venesia oleh Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dan Chief Refining dan Marketing Officer ENI, Giuseppe Ricci. Penandatangan itu disaksikan oleh Menteri BUMN Rini Soemarno. (dtf)