Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Taput. Proyek pembangunan patung Yesus Kristus di puncak perbukitan Siatas Barita, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumut, yang mangkrak dan berujung di ranah hukum, telah menyita sorotan tajam dari masyarakat. Sebab, hingga kini proyek tersebut terlantar pembangunannya.
Proyek pembangunan patung itu berlangsung saat Torang Lumbatobing menjabat Bupati Taput. Kasus hukum proyek bermasalah itu baru menyeret kontraktor berinisial MS, dan salah seorang staf
pengguna anggaran berinisial SP ke penjara, tanpa menyasar ke level pengambil kebijakan yang lebih tinggi.
Bila saja tidak bermasalah, patung yang berada di atas lahan sekitar lebih kurang 5 hektar, persisnya di Bukit Siatas Barita, Simorangkir, Taput itu sebenarnya sangat strategis bila terkoneksi untuk melengkapi eksistensi objek Wisata Rohani Salib Kasih, yang masih terletak dalam satu kawasan.
Sejumlah titik pandang dari wilayah Kecamatan Sipoholon.Tarutung dan Siatas Barita, sangat jelas terlihat kerangka tubuh patung menjulang tinggi, menyerupai Yesus Kristus, berdiri di atas bukit.
Pantauan medanbisnisdaily di lokasi,kondisi bangunan yang masih tahap pembuatan kerangka (pembesian) badan patung, sudah mengalami kerusakan. Bangunan penyangga dan satu unit bangunan berbentuk pendopo juga telah rusak.
Pengamat kebijakan publik James Simorangkir, Selasa (19/02/2019) kepada medanbisnisdaily, mengungkapkan sindiran keras kepada Pemkab Taput atas mangkraknya pembangunan patung Jesus tersebut.
"Pembiaran begitu saja terhadap pembangunan patung Yesus akan mengusik rasa keadilan, kearifan lokal warga sekitar (Silindung), dan tentu menggerus nilai -nilai keimanan," tandas James.
Ia mengatakan, sejak awal pembangunan patung Yesus tentunya sudah dilengkapi DED (detail engineering develovment), sudah melalui kajian, yang berkaitan dengan pengembangan injil di Tanah Batak, di mana Siatas Barita salah satu situs sejarah. Pendekatan lain tentu adalah mayoritas masyarakat Taput beragama Kristen.
"Jadi jangan main-main, pembangunan patung Yesus di Siatas Barita itu sarat nilai religius dan sudah mempertimbangkan sejumlah alasan. Ketika itu pun sebelum pembangunan dimulai, Pemkab Taput sudah mendapat masukan dan saran dari tokoh masyarakat dan agama. Maka jangan telantarkan patung Kristus itu," harapnya.
James juga melontarkan, bahwa Pemkab Taput saat ini yang dinahkodai Nikson Nababan, jangan terkesan tidak mau melanjutkan hal-hal yang baik, yang dimulai bupati terdahulu.
"Ngak usah ogah lah melanjutkanya.Sebab saya dengar akan dipindahkan. Solusinya bukan seperti itu,"katanya.
Ia menyarankan, kalaupun harus dibongkar karena pertimbangan dari sisi ilmu konstruksi. Mestinya segera dimulai pembangunan yang baru di lokasi yang sama. "Kenapa harus takut, saya pikir hukum juga punya moralitas terhadap nilai nilai spritual,"tandasnya.
Sebelumnya, Asisten II Ekonomi Pembangunan Pemkab Taput, Osmar Silalahi menjelaskan, mempertimbangkan kondisi bangunan, proyek pembangunan patung tidak memungkinkan untuk dilanjutkan.
"Kita telah melakukan kajian,menggunakan tenaga ahli konstruksi dari USU. Intinya, jika tetap dilanjutkan akan sangat berisiko, sebab kerangka besi untuk badan patung paling bisa bertahan setahun ke depan, setelah itu akan keropos," jelasnya.
Lantas apa yang akan dilakukan?, Osmar menjelaskan, Pemkab Taput akan melakukan pembongkaran. "Tahun ini akan kita bongkar dan meratakannya, sebab kalau kita lanjutkan akan berisiko," tandasnya.
Diterangkan, pembangunanpPatung Yesus di lokasi yang sama kemungkinan tidak akan dilanjutkan. Di lokasi tersebut akan dikembangkan (perluasan zona) wisata yang terintegrasi dengan objek wisata Salib Kasih.
"Sekarang, Pemkab Taput sedang mengkaji pembangunan di lokasi yang lain. Kemarin, kita telah memakai jasa tenaga ahli konstruksi dan arsitek dari ITB, ada lokasi lain yang diusulkan, salah satunya Muara.
Saya pikir, jika di Muara tidak masalah, sebab akan menjadi salah satu ikon, mendukung pariwisata Danau Toba," terangnya.