Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Indonesia diperkirakan masih akan mengalami defisit produksi jagung hingga 2030. Artinya jagung yang dihasilkan dalam negeri tidak akan mampu mencukupi kebutuhan konsumen, baik untuk masyarakat maupun pakan ternak.
Peneliti Visi Teliti Saksama, Nanug Pratomo mengatakan Indonesia diperkirakan masih belum bisa memenuhi kebutuhan jagung secara mandiri karena permintaan terus meningkat.
"Saya mengutip salah satu studi, kita lihat hasil proyeksi menunjukkan hingga mendekati 2029-2030 ini masih akan terjadi defisit atas produksi dalam negeri di bawah dari permintaan domestik," katanya dalam diskusi "Data Jagung Yang Bikin Bingung" di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta Pusat, Kamis (21/2/2019).
Dia mengatakan, kebutuhan jagung untuk pakan ternak trennya akan terus naik, sementara produksi dalam negeri belum mampu mengimbangi.
"Penggunaan jagung untuk industri pakan jadi sangat penting. Trennya akan terus meningkat. Tapi apakah benar kalau kita swasembada jagung bisa penuhi industri pakan," sebutnya.
Apalagi, jagung tak hanya diperlukan oleh produsen pakan ternak. Peternak kecil juga membutuhkan jagung untuk memproduksi pakan sendiri untuk menekan biaya mahalnya pakan jadi.
"Nggak semua peternak kita mampu beli hasil (pakan) industri pabrikan. Ada peternak yang mau nggak mau mengolah sendiri, membuat pakannya sendiri yang butuh jagung mentah," ujarnya.
Jika produksi jagung dalam negeri tidak mampu memenuhi kebutuhan tersebut, menurutnya dalam jangka pendek Indonesia masih tetap memiliki ketergantungan pada impor jagung.
"Selama produksi jagung belum bisa penuhi secara full untuk pakan, impor jagung masih dibutuhkan paling tidak untuk jangka pendek," tambahnya. (dtf)