Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Mundurnya Tengku Erry Nuradi dari posisi Ketua DPW Partai Nasdem Sumut jelang pelaksanaan Pemilu serentak 2019 menimbulkan tanda tanya besar.
Pengamat politik, Roland Muary berpendapat, mundurnya mantan Gubernur Sumut dari posisi Ketua DPW Nasdem Sumut karena ada benturan kepentingan dalam menghadapi agenda pemilihan legislatif.
Kata dia, di dapil Sumut I untuk caleg DPR RI ada Prananda Surya Paloh yang juga putra mahkota yang akan diperjuangkan untuk terpilih kembali.
"Saya kira pencopotan tersebut karena ada gesekan kepentingan antara Tengku Erry dan Prananda Paloh untuk DPR RI, sebab mereka kan berkompetisi di dapil yang sama," ujarnya, di Medan, Kamis (21/2/2019).
Menurutnya, saat ini muncul signal bahwa Prananda sulit berkembang di lapangan karena kalah tenar dengan Tengku Erry yang juga mantan Gubernur Sumut.
"Jadi saya pikir bukan mundur, tapi dipaksa mundur. Keputusan untuk menujuk Iskanda sebagai Ketua DPW untuk memperkuat mobilisasi dan infrastruktur politik Nasdem memperjuangkan Prananda Paloh," sebut dosen di Universitas Medan Area (UMA) dan Universitas Islam Negeri (UIN) itu.
Meski tidak lagi menjabat posisi Ketua DPW Nasdem, ia memprediksi pesona Tengku Erry tidak akan luntur.
"Pak Erry kalau begini bisa jadi lebih leluasa untuk berkompetisi dengan yang lain. Anaknya juga menjadi Caleg DPRD Sumut. Artinya modal sosial yang dimilikinya patut diperhitungkan," paparnya.
Sebelumnya, Tengku Erry Nuradi menepis isu yang menyebut telah terjadi gejolak di internal Partai Nasdem. Ia mengaku sengaja mundur dari posisi Ketua DPW karena ingin fokus pada pencalonan sebagai caleg DPR RI di dapil Sumut 1.