Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi terus stabil sepanjang 2019. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menjelaskan hal ini didorong oleh faktor domestik maupun global.
Namun Perry menyebut saat ini kurs rupiah masih di bawah nilai fundamentalnya atau undervalue. Berdasarkan data Reuters siang ini pukul 15.45 WIB, nilai tukar rupiah mencapai Rp 14.040 per dolar AS, menguat dibandingkan pembukaan pagi tadi di level Rp 14.070 per dolar AS.
"Nilai tukar rupiah ke depan akan bergerak stabil, dan rupiah saat ini masih undervalue," ujar Perry di Gedung BI, Jakarta Pusat, Jumat (22/2/2019).
Dia menjelaskan, ada empat faktor pendorong penguatan rupiah tahun ini. Pertama, derasnya aliran modal asing yang masuk ke Indonesia dapat menambah suplai valas, sehingga rupiah bisa lebih stabil.
Adapun sejak awal tahun hingga 21 Februari 2019 aliran dana asing yang masuk ke Indonesia mencapai Rp 45,9 triliun. Jauh lebih besar dibandingkan aliran asing yang masuk sepanjang 2018 sebesar Rp 13,9 triliun.
Faktor kedua, fundamental ekonomi Indonesia juga dinilai baik oleh investor. Terlihat dari pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun lalu sebesar 5,17% dan inflasi yang terjaga 3,13%.
Ketiga, kenaikan suku bunga acuan AS atau Fed Fund Rate (FFR) yang diproyeksi hanya sekali di tahun ini mendorong aliran dana asing ke negara berkembang, termasuk Indonesia.
Perry menambahkan faktor mekanisme pasar yang semakin baik juga turut menambah stabilitas rupiah. "Jadi ke depan stabilitas akan didukung oleh empat hal itu," ujarnya. (dtf)