Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Salah satu penyebab defisit neraca dagang Indonesia adalah kalahnya perdagangan dengan beberapa negara. Salah satu defisit perdagangan yang paling parah adalah dengan China.
Pada Januari 2019 defisit neraca dagang RI dengan China mencapai US$ 2,43 miliar. Di bulan itu neraca dagang RI defisit defisit US$ 1,16 miliar.
Guru besar ilmu ekonomi sekaligus peneliti senior INDEF Didik J Rachbini menilai, ekonomi perdagangan China belakangan ini cukup mengguncangkan dunia. Salah satu yang paling terasa adalah menyebabkan perang dagang dengan Amerika Serikat.
"Sekarang perang itu sedang berlangsung dan mempengaruhi ekonomi global. Indonesia defisit dagang cuma nerimo saja, padahal ini melemahkan ekonomi ke depan," ujarnya dalam seminar online, Jumat (22/2/2019).
Perang dagang yang dicetuskan Pemerintahan Donald Trump adalah aksi mempertahankan diri dari serangan produk-produk China. Eropa, kata Didik, juga tengah mempersiapkam strategi untuk mengantisipasi serbuan dagangan dari China.
Menurutnya, Indonesia juga seharusnya menaruh perhatian besar terhadap hubungan dagang dengan China. Didik berharap pemerintah menyiapkan strategi untuk mengantisipasi serbuan produk dari China
"Jika tidak maka ekonomi Indonesia akan sangat lemah, nilai tukar rupiah akan rapuh dan kepastian bisnis tidak kuat," tambahnya.
Risiko pelemahan nilai tukar dan ketidakpastian dunia usaha merupakan isu penting yang harus dipikirkan. Sebab hubungan menentukan nasib perekonomian RI.
"Saya melihat isu ekonomi politik Indonesia dengan Cina belum menjadi isu yang diangkat oleh calon presiden," tutupnya.dtc