Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Penayangan perdana film bernuansa daerah "Jandi La Surong" besutan sineas muda dan insan kreatif Karo bekerja sama dengan Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karo yang digelar di Gedung Star Teater Hotel Mikie Holiday, Berastagi, Kabupaten Karo, Sabtu, (23/2/2019) berlangsung sukses.
Jumlah penonton yang hadir setidaknya mencapai 1.800 orang dari yang ditargetkan 1.300 orang. Demikian dikatakan sutradara "Jandi La Surong" Ori Semloko kepada medanbisnisdaily.com, Senin malam (25/2/2019).
"Antusias warga Karo menyaksikan film ini membuat panitia pelaksana pemutaran sempat kewalahan," kata Ori.
Hal yang sama juga dikatakan Producers for Promotional and Screening, Altoni Pandia. Dikatakannya, awalnya panitia hanya mempersiapkan kursi untuk 1.300 orang. Namun seiring dengan jumlah penonton yang hadir on the spot membuat panitia harus bergerak cepat mempersiapkan kursi.
“Kita dari tim juga tidak menyangka dengan jumlah penonton yang hadir, tetapi kami sudah melakukan usaha yang semaksimal mungkin," ujarnya.
Roymanta Sembiring dan Beri Pana Sitepu juga mengungkapkan hal yang sama. Keduanya yang mengambil peran sebagai produser dan sinematografer mengaku terkejut dengan antusias masyarakat yang luar biasa.
Menurut mereka, selain menghasilkan karya, pembuatan Jandi La Surong adalah upaya menciptakan ekosistem perfilman di Sumatra Utara yang dulu pernah berjaya.
Ditambahkan Ori, pemutaran perdana film yang mengangkat novel lawas berjudul sama, karya Muhammad Tempel ini dihadiri Bupati Karo, Terkelin Brahmana; Wakil Bupati Karo, Corry Sebayang dan seluruh kepala dinas Pemkab Jaro.
Selain itu, juga hadir politikus Arya Sinulingga yang sekaligus menjadi Eksekutif Produser. Riahna Ginting eksekutif produser film Tiga Nafas Likas.
"Film ini akan kita ikutkan dalam festival film luar negeri ," ungkap Arya saat memberikan sambutan. Menurutnya, banyak perjuangan dan nilai-nilai dalam film ini yang pantas disuguhkan ke publik.
Melengkapi informasi, film ini mengangkat kisah percintaan muda-mudi Karo di tahun-tahun 1960-an. Sepasang muda-mudi itu terpaksa berpisah karena pendidikan. Namun keduanya berkomitmen untuk menjaga janji setia.
Untuk mendapatkan hasil yang baik, proses editing film ini dilakukan di salah satu studio di Jakarta sedangkan colourist dan penataan suara di studio Yogyakarta. Film ini akan ditayangkan di berbagai kota di Indonesia antara lain, Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Pekanbaru. Sementara untuk Medan akan ditayangkan pada Maret mendatang.
"Saya berharap, melalui film ini akan lahir kembali film-film dengan nuansa lokal yang akan menguatkan karakter bangsa Indonesia," akhir Ori.