Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Irwasda Polda Sumut, Kombes Pol Eko Kristianto, memberikan apresiasi kepada Parsadaan Pomparan Somba Debata (PPSD) Siahaan Dohot Boruna Kota Medan dan sekitar, yang telah merangkaikan Pesta Bona Taon 2019 PPSD Siahaan Kota Medan dengan seminar tentang wawasan kebangsaan.
Apresiasi tersebut disampaikan Kombes Pol Eko Kristianto kepada wartawan usai tampil sebagai narasumber dalam Seminar Wawasan Kebangsaan yang merupakan bagian dari Pesta Bona Taon 2019 PPSD Siahaan Dohot Boruna Kota Medan dan Sekitarnya, di Regale International Convention Center Medan, Kamis (7/3/2019).
"Kami mengapresiasi atas terselenggaranya Pesta Bona Taon 2019 PPSD Siahaan Dohot Boruna Kota Medan dan Sekitarnya. Terlebih acara ini juga dirangkaikan dengan seminar tentang wawasan kebangsaan. Ketika kita bangga terhadap daerah, maka juga bangga terhadap bangsa kita," jelasnya.
Eko Kristianto juga mengatakan bahwa semangat kebangsaan yang ada di masyarakat Indonesia harus dijaga dan dirawat. Hal ini dilakukan dengan menjaga nasionalisme, UUD 1945 dan Pancasila.
Saat tampil sebagai narasumber mewakili Kapolda Sumut yang berhalangan hadir, Eko Kristianto mengingatkan tentang pentingnya usaha untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa.
Mengutip buku berjudul Benturan Peradaban karya Samuel P Huntington, Eko mengatakan bahwa persoalan bangsa yang memicu konflik tidak lagi dipicu oleh persoalan ideologi dan ekonomi. Namun konflik dipicu oleh persoalan identitas agama, suku, budaya, ras dan antar golongan atau lazim dikenal dengan istilah SARA. Eko juga meminta agar masyarakat mewaspadai banyaknya berita yang masuk kategori isu, fitnah, kebohongan dan hoaks yang melanggar prinsip-prinsip Pancasila.
Lebih lanjut dikatakan, munculnya paham radikalisme, terorisme, sikap intoleransi dan praktik korupsi dapat menimbulkan kehancuran bangsa. Dan pemerintah terus bekerja keras untuk mengatasi hal tersebut, termasuk untuk mengatasi persoalan ketimpangan ekonomi.
Narasumber lainnya, Guru Besar Universitas Airlangga, Profesor Dr Hotman Siahaan, mengatakan, dalam konteks wawasan kebangsaan, saat berbicara Bhinneka Tunggal Ika, masyarakat berhadapan dengan bagaimana mengembangkan negara bangsa di tengah-tengah perbedaan pluralisme dengan melahirkan apa yang disebut dengan multikulturalisme.
Di dalam multikulturalisme, maka ada penghargaan terhadap pluralisme. "Orang Batak menghargai keberagaman orang Jawa, menghargai keberagaman orang Melayu dan sebagainya," jelasnya.
Hotman Siahaan mengingatkan bahwa Indonesia dibangun dengan kehadiran seluruh komponen bangsa.
Kehadiran PPSD, jelasnya, saat ini dihadapkan untuk menjawab tantangan yang saat ini sedang dihadapi masyarakat yakni, kemiskinan, keterbelakangan, kerusakan lingkungan, kehancuran ekosistem dan sebagainya.