Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Boston. Sedikitnya 50 orang ditangkap di berbagai wilayah Amerika Serikat (AS) terkait dugaan penyuapan dan penipuan untuk membantu anak-anak konglomerat masuk ke universitas bergengsi di AS, termasuk Yale dan Stanford. Mereka yang ditangkap kebanyakan orang-orang kaya yang menjabat CEO dan salah satunya aktris terkenal AS, Felicity Huffman.
Seperti dilansir Reuters, Rabu (13/3/2019), skema penyuapan dan penipuan ini dirancang sebuah perusahaan persiapan masuk universitas yang berkantor di Newport Beach, California. Perusahaan itu melakukan penyuapan kepada tenaga pengajar, mengerahkan joki untuk ujian dan bahkan merekayasa foto anak-anak konglomerat itu agar terlihat atletis demi bisa diterima di salah satu universitas bergengsi AS itu.
William 'Rick' Singer yang menjadi pusat dari skema penyuapan dan penipuan ini, telah mengaku bersalah atas dakwaan yang dijeratkan jaksa setempat. Singer merupakan dalang utama yang mendirikan Edge College & Career Network yang membantu para orangtua kaya raya memasukkan anak-anak mereka ke universitas bergengsi dengan cara ilegal.
Sekitar 300 petugas dikerahkan dalam operasi besar-besaran yang diberi kode 'Operation Varsity Blues' ini. Jaksa setempat sejauh ini telah menyebut identitas orang-orang yang ditangkap, yang disebut terdiri dari 33 orangtua yang membayar suap dan 13 pengajar yang bersekongkol dengan Singer serta rekanan-rekanan Singer.
Di antara para orangtua yang ditangkap, terdapat aktris terkenal, Felicity Huffman, yang dikenal publik lewat perannya dalam serial televisi ternama 'Desperate Houseviwes'. Ada juga aktris Lori Loughlin yang juga istri dari desainer ternama Mossimo Giannulli, pemilik merek mewah 'Mossimo'. Loughlin dikenal pernah bermain dalam sitkom terkenal 'Full House'.
Orangtua lain yang ditangkap dan didakwa antara lain Manuel Henriquez selaku Direktur Eksekutif Hercules Capital Inc -- lembaga peminjam keuangan, Gordon Caplan selaku Co-Chairman Willkie Farr & Gallagher -- firma hukum internasional, Bill McGlashan Jr selaku Direktur TPG Capital -- firma ekuitas yang melakukan investasi, dan Douglas Hodhe selaku mantan CEO Pimco -- firma manajemen investasi.
"Para orangtua ini merupakan katalog kekayaan dan keistimewaan," ucap Jaksa AS di Boston, Andre Lelling, dalam konferensi pers. "Untuk setiap mahasiswa yang diterima melalui penipuan, seorang mahasiswa yang jujur, sungguh berbakat, ditolak," sebutnya.
Dalam skema penyuapan dan penipuan ini, Singer mematok biaya sebesar US$ 100 ribu hingga US$ 2,5 juta (Rp 1,4 miliar hingga Rp 35 miliar) untuk layanan per anak. Uang itu disamarkan sebagai sumbangan untuk yayasan yang dikelola Singer, padahal merupakan suap untuk pihak-pihak lain yang membantu skema ini.
"Saya pada dasarnya membeli atau menyuap para pengajar untuk sebuah tempat (di universitas bergengsi). Dan itu terjadi sangat sering," sebut Singer saat mengaku bersalah. Dia dijerat berbagai dakwaan termasuk pidana persekongkolan, pencucian uang dan menghalangi penindakan hukum
Jaksa setempat menyebut bahwa dalam salah satu percakapan telepon dengan orangtua kaya, Singer menyebut 'bisnis' yang dilakukannya sebagai: "Apa yang kami lakukan adalah membantu keluarga-keluarga terkaya di AS memasukkan anak-anak mereka ke sekolah."
Singer yang mendalangi skema penipuan ini dan para orangtua yang membayar suap, terancam hukuman 20 tahun penjara jika dinyatakan bersalah. Tidak ada mahasiswa yang didakwa dalam kasus ini dan otoritas setempat beberapa dari mereka tidak menyadari bahwa orangtua mereka terlibat skema ini.
Universitas yang disebut menjadi korban dalam skema penipuan yang dimulai sejak tahun 2011 ini, antara lain Yale University, Stanford University, University of Southern California (USC), University of Texas, Georgetown University, Wake Forest University dan University of California Los Angeles (UCLA).
Pihak universitas menyatakan mereka bekerja sama dengan otoritas setempat terkait kasus ini. "Departemen Kehakiman meyakini Yale telah menjadi korban dari kejahatan yang dilakukan mantan pelatih sepakbola wanita," demikian pernyataan Yale, merujuk pada mantan pengajar mereka bernama Rudolph Meredith yang diduga menerima suap US$ 400 ribu (Rp 5,6 miliar) dari Singer.
Pihak universitas disebut tidak mengetahui jika tenaga-tenaga pengajar mereka terlibat skema penipuan dan penyuapan ini. Para pengajar dari kampus-kampus elite itu yang diyakini terlibat skema penipuan dan penyuapan ini telah dipecat.(dtc)