Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Panyabungan. Akibat harga getah karet alam masih bertahan di level Rp 7.000/Kg, berdampak pada pasar tradisional di Laru Kecamatan Tambangan Kabupaten Mandailing Natal (Madina). Pasar terlihat lesu dari proses jual beli.
"Setiap hari Rabu pekan pasar tradisional ini berada persis di pinggir Jalinsum selalu macet, akan tetapi dalam beberapa bulan terakhir tidak macet lagi, " ujar Ali, warga Tambangan kepada medanbisnisdaily.com, Kamis (14/3/2019).
Dikatakannya, masyarakat di kecamatan itu mengandalkan hasil komoditi karet, sehingga jika harga rendah akan berdampak pada perekonomian.
"Kita berharap solusi seperti selalu dipromosikan pemerintah bahan olahan karet jadi campuran aspal, cepat terealisasi yang akan mendongkrak harga karet tingkat petani, menembus Rp 10.000/kg keatas, "harapnya.
Saidah seorang pedagang kebutuhan pokok di pasar itu membenarkan rendahnya daya beli masyarakat semenjak harga karet anjlok.
"Tak ada lagi kenderaan yang macet tiap pekan di pasar Laru ini. Penjualan kitapun menurun, konsumen mengurangi belanja mereka, namun saya yakin kalau harga karet naik pasar akan ramai kembali," ucapnya.