Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Sibolga. Sekujur dada dan perut pria ini masih dibalut perban, begitu juga kedua lengannya, termasuk pipi sebelah kanannya. Dia adalah Zulkarnain atau yang biasa dipanggil Nain, salah satu korban ledakan bom saat dilakukan penggerebekan di rumah terduga teroris Abu Hamzah alias Husein alias Uppang, di Jalan Cenderawasih, Gang Serumpun, Kelurahan Pancuran Bambu, Sibolga, Sumut, sekira pukul 14.30 WIB, pada Selasa (12/3/2019).
Pria berkulit sawo matang berusia di atas 40 tahunan ini belum bisa banyak bergerak. Dia masih terbaring lemas di bangsal di rumah sakit Sibolga.
Kepada wartawan, Nain pun bercerita bagaimana dia sampai terkena ledakan bom tersebut. Saat itu dia sedang berada di dalam rumah. Seorang tetangganya datang memberitahukan bahwa di rumah Abu Hamzah terlihat banyak polisi. Jarak antara rumahnya dengan rumah Abu Hamzah hanya beberapa meter.
“Saya pun bergegas ke sana untuk melihat apa yang terjadi,” ungkap Nain, Kamis (14/3/2019).
Saat itu dia melihat Kepling sedang berupaya membuka pintu jendela rumah Abu Hamzah, tapi tidak bisa. Kemudian Ia diminta untuk mencoba membukanya bersama dengan seorang anggota polisi.
“Ketika saya coba membuka pintu dan jendela rumah tersebut, bom langsung meledak. Saya tidak tahu dari mana asalnya. Saya hanya melihat banyak api dan asap hitam serta serpihan pasir,” ucapnya.
Saat itu dia masih sadar dan melihat sekujur tubuhnya berdarah. Ia pun langsung bergegas pergi meninggalkan lokasi menuju rumah sakit menggunakan becak bermesin.
Menurut Nain, keluarga terduga teroris Abu Hamzah selama ini biasa saja. Tidak ada tanda-tanda atau gelagat aneh dari keluarga itu.
“Abu Hamzah selama ini dikenal sebagai tukang memperbaiki lampu. Begitu juga istrinya, biasa saja. Tidak ada tanda-tanda kalau keduanya melakukan aktivitas lain,” imbuhnya.
Direktur RSU Ferdinand Lumbantobing, Masrip Sarumpaet mengatakan, pihaknya menerima dua korban luka dari dampak ledakan bom, yakni satu orang petugas polisi dan satu orang warga sipil.
Setelah mendapatkan perawatan, satu orang yakni petugas kepolisian sudah pulang. Sementara satu orang lagi masih dirawat. Tapi kondisinya sudah berangsur membaik.
“Selain itu, ada juga dua kantong jenazah berisi serpihan tubuh,” kata Masrip.