Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Semarang - Apel Kebangsaan Kita Merah Putih di Semarang banyak dicurigai rawan dipolitisasi. Saat acara digelar, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo punya cara membantah tudingan itu.
Saat ganjar memberikan sambutan sebelum berorasi, Ganjar maju ke depan panggung bersama forkompimda termasuk dari DPRD Jawa Tengah. Ganjar kemudian meminta Ketua DPRD Jateng, Rukma Setiabudi dan Wakil Ketua, Ahmadi maju mendampinginya.
"Insya Allah gambarkan kebersamaan kita. Pimpinan DPRD yang hadir adalah orang-orang yang biasanya, biasanya di meria sosial rame, tapi Jateng tunjukkan hari ini bisa bersatu. Mohon ketua dewan maju, wakil maju. Beliau (ketua DPRD Jateng) dari PDI Perjuangan dan ini (wakil ketua DPRD Jateng) PKS. Kita bisa bersatu dan biasa kompak, kita tunjukkan," kata Ganjar di panggung utama Lapangan Pancasila Simpang Lima Semarang, Minggu (17/3/2019).
Setelah itu Ganjar berorasi yang membahas hoax dan intoleransi termasuk mengecam aksi teror di New Zealand yang menewaskan 50 orang dalam aksi penembakan di 2 masjid.
Dalam awal orasinya, Ganjar membahas soal hoax dan fitnah yang merajalela bahkan memecah persaudaraan. Ia pun mengajak orang yang hadir di Apel Kebangsaan untuk melawan hoax dan sikan intoleransi.
"Lihat bangsa kita sekarang ini, fitnah merajalela, hoax tumbuh tak terhitung bagai pasir di padang gurun, tuduh menuduh maki memaki saling menyerang bertengkar antar kawan bahkan saudara sedarah sekalipun," kata Ganjar.
"Saya yakin yang di sini akan lawan hoax. Kita kecam intoelransi dan tidak ingin disintregrasi bangsa," tegasnya.
Sementara itu Mahfud Md juga menanggapi acara tersebut dan menyatakan Apel Kebangsaam itu tidak mengandung unsur kampanye dalam rangka pilpres dan pileg.
"Yang dikampanyekan bukan pemilu 2019 tapi mengkampanyekan negara kesatuan Republik Indonesia agar utuh. Jangan terpecah hanya karena pemilu, anda boleh memilih siapa saja. Itu kampanye politik tingkat tinggi bukan nyinyir-nyinyiran, itu penting disampaikan kepada seluruh rakyat Indonesia, kita mulai bermartabat di tengah masyarakat dunia ini karena kita punya negara yang merdeka," tutur Mahfud.
Untuk diketahui, acara tersebut banyak mendapatkan komentar dan kritikan yaitu mulai dari anggaran APBD Rp 18 miliar untuk penyelenggaraan dan kerawanan digunakan sebagai alat kampanye menjelang pemilu.
Dalam acara itu, sejumlah tokoh hadri yaitu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, KH. Maimun Zubair, Habib Luthfi, Gus Muwafiq, KH Munif Zuhri, Prof Mahfud MD, KH Ahmad Daroji, Uskup Rubiatmoko (Keuskupan Agung Semarang), Pendeta Eka Laksa (PGI), Nyoman Suraharta (PHDI), Go Boen Tjien (Matakin) dan Pujianto (Walubi). Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto yang direncanakan hadir ternyata tidak datang.
Acara juga dimeriahkan sejumlah artis nasional yakni Slank, Letto, Armada, Virza, Nella Kharisma dengan MC Vincent-Desta dan Cak Lontong. Panggung Pahlawan diramaikan Nella Kharism, Jalan Ahmad yani diramaikan Virzha, panggung Pandanaran oleh Armada. Sedangkan panggung utama oleh Letto, Slank, Vincent, Destha, dan Cak Lontong.
Seluruh rangkaian kegiatan ditutup dengan penyerahan bendera Merah Putih dan bendera bergambar Garuda Pancasila kepada berbagai komunitas mulai dari komunitas agama, kepemudaan, hingga NU dan Muhammadiyah yang dilakukan oleh tokoh-tokoh yang hadir. Kemudian mereka melepas puluhan burung.dtc