Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Yogyakarta - Disdikpora DIY mencatat ada 15 SMA sederajat terdampak banjir. Meski tidak sampai mengakibatkan kegiatan belajar mengajar diliburkan, namun aktivitas di sekolah lumpuh digantikan dengan gotong royong membersihkan sekolah.
"Terdampak banjir sampai dengan tadi pagi laporan yang masuk ke saya ada 15 sekolah (SMA). Tetapi yang cukup parah itu di Imogiri, di Pandak, dan di Sanden (Bantul). Lalu di Tanjungsari dan Purwosari (Gunungkidul)," ujar Kadisdikpora DIY, Baskara Aji, Senin (18/3/2019).
Dijelaskannya, akibat dilanda banjir beberapa sekolah yang semula dijadwalkan melaksanakan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) terpaksa ditunda. Meski tak ada perangkat komputer rusak, namun kondisi sekolah belum memungkinkan menggelar ujian.
"Saya sudah sampaikan ke sekolah, bagi sekolah yang tidak memungkinkan melaksanakan USBN hari ini tidak ada masalah untuk ditunda. Karena rata-rata USBN-nya juga berbasis komputer, jadi enggak persoalan," ungkapnya.
Baskara mengatakan, tidak ada dokumen penting sekolah yang dilaporkan rusak atau hanyut karena banjir. Hanya saya ada beberapa fasilitas sekolah yang dilaporkan mengalami kerusakan, seperti pagar sekolah roboh.
"Kalau yang rusak itu pagar (sekolah) di Tanjungsari roboh sebagian. Lalu ada ruang kelas yang juga kedodos (kemasukan) air, terapi hanya satu ruang kelas. Sementara yang lain tidak sampai rusak, tetapi (ruangannya) hanya penuh air," sebutnya.
Selain itu, lanjut Baskara, banjir di sebagian wilayah DIY juga mengakibatkan 6 SMP sederajat gagal menggelar geladi bersih ujian nasional (UN). Sebagai gantinya, geladi bersih tersebut akan digelar di kemudian hari.
"Saya enggak hafal nama sekolahnya," katanya. "Saya sudah koordinasi dengan Jakarta. Nanti Jakarta akan menyiapkan waktu khusus sebelum pelaksanaan ujian nasional untuk geladi bagi sekolah-sekolah yang belum bisa mengikuti geladi," pungkasnya.dtc