Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Wellington. Menteri Luar Negeri (Menlu) New Zealand, Winston Peters, diutus ke Turki oleh Perdana Menteri (PM) Jacinda Ardern. Di Turki, Menlu Peters akan meminta penjelasan langsung dari Presiden Recep Tayyip Erdogan soal komentar kontroversialnya terkait aksi teror di dua masjid di Christchurch yang menewaskan 50 orang.
Diketahui bahwa pelaku teror yang diidentifikasi bernama Brenton Tarrant (28), telah didakwa pembunuhan atas penembakan brutal terhadap para jemaah salat Jumat di Masjid Al Noor dan Masjid Linwood pada Jumat (15/3) lalu.
Seperti dilansir Reuters, Rabu (20/3/2019), Erdogan sempat menyatakan bahwa Turki akan membuat si pelaku teror mendapat ganjaran jika New Zealand tidak bisa melakukannya. Komentar itu disampaikan Erdogan dalam kampanye di Istanbul pada akhir pekan lalu.
Video aksi teror di New Zealand bahkan dipertontonkan via layar besar dalam kampanye Erdogan pada Sabtu (16/3) lalu. Erdogan diketahui tengah berupaya meningkatkan dukungan untuk Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang dipimpinnya menjelang pemilu daerah pada 21 Maret besok.
Baca juga: Erdogan: Pemimpin Negara Barat Harus Belajar dari PM New Zealand
Ditegaskan PM Ardern dalam pernyataan kepada wartawan di sela-sela kunjungannya ke Christchurch, Menlu Peters yang juga menjabat Wakil PM New Zealand akan meminta klarifikasi mendesak dari Erdogan soal komentarnya tersebut.
"Wakil Perdana Menteri kita akan menghadapi komentar-komentar itu di Turki," ujar PM Ardern kepada wartawan setempat. "Dia akan ke sana untuk meluruskan semuanya, berhadapan langsung," tegasnya.
Sebelumnya, Peters mengecam penayangan video aksi teror di dua masjid di Christchurch dalam kampanye Erdogan. Dia menyebut hal tersebut bisa membahayakan setiap warga New Zealand yang ada di luar negeri.
Meskipun ada kecaman, penggalan manifesto Tarrant ditampilkan pada layar besar dalam kampanye terbaru Erdogan pada Selasa (19/3) waktu setempat. Video aksi teror yang menampilkan momen saat pelaku memasuki masjid dan melepas tembakan saat mendekati pintu masuk, ditayangkan dalam kampanye itu.
Sementara itu, PM Australia Scott Morrison memanggil Duta Besar Turki untuk meminta penjelasan atas komentar Erdogan yang menyinggung tentara Australia yang gugur dalam pertempuran di Gallipoli, Turki pada era Perang Dunia I. Erdogan dalam komentarnya mengecam Korps Tentara Australia dan New Zealand (ANZAC) yang bertempur dengan pasukan Inggris di Gallipoli, satu abad lalu. Dia bahkan menyebut pengiriman ANZAC ke Gallipoli bermotifkan sikap anti-Islam.
Tidak hanya itu, Erdogan juga menyatakan bahwa siapa saja yang datang ke Turki dengan sentimen anti-Islam akan dipulangkan dalam peti jenazah. "Nenek moyangmu datang ke sini dan mereka kembali dalam peti jenazah. Tak ada keraguan, kami akan mengirimmu kembali seperti nenek moyangmu itu," ucap Erdogan dalam komentar kontroversialnya itu.
PM Morrison meminta agar komentar Erdogan itu ditarik kembali dan televisi nasional Turki meluruskan kesalahan interpretasi kebijakan Australia. Jika permintaan itu tidak dipenuhi, PM Morrison menegaskan pihaknya akan mengambil tindakan lebih lanjut.
"Saya akan menunggu untuk melihat apa tanggapan dari pemerintah Turki sebelum mengambil tindakan lebih lanjut, tapi bisa saya beritahukan kepada Anda bahwa semua opsi terbuka," ujarnya, sembari menyatakan bahwa Australia mempertimbangkan untuk merilis larangan perjalanan ke Turki.
Duta Besar Australia untuk Turki, sebut PM Morrison, dijadwalkan bertemu anggota pemerintahan Erdogan pada Rabu (20/3) waktu setempat.
Hubungan antara Turki, New Zealand dan Australia sebenarnya berjalan cukup baik. Ribuan warga Australia dan New Zealand setiap tahunnya bepergian ke Turki untuk menghadiri memorial era perang. Satu abad lalu, ribuan tentara dari ANZAC terlibat dalam pertempuran Gallipoli di Turki yang menewaskan lebih dari 130 ribu orang.
Area tersebut menjadi situs ziarah bagi warga Australia dan New Zealand yang ingin memberikan penghormatan terhadap para tentara mereka yang gugur dalam pertempuran. Momen untuk mengenang gugurnya para tentara Australia dan New Zealand di Gallipoli diperingati setiap 25 April sebagai ANZAC Day.(dtc)