Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Bank Indonesia (BI) memproyeksi suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve hanya naik satu kali hingga 2020.
Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan hal ini karena The Fed lebih melunak atau dovish dibandingkan sebelumnya.
Menurut Perry kenaikan tersebut bisa saja terjadi akhir tahun ini atau tahun depan. Perry menyebut sebelumnya BI memprediksi kenaikan fed fund rate satu kali tahun ini dan satu kali tahun depan.
"Kami sebelumnya sempat memprediksi tahun ini naik sekali dan tahun depan sekali. Dengan informasi kami hari ini yang semula sekali, kemungkinan sampai tahun depan hanya sekali," kata Perry dalam konferensi pers di Gedung BI, Jakarta, Kamis (21/3/2019).
Dia mengungkapkan, kebijakan yang dilakukan BI saat ini masih tetap mengantisipasi kenaikan bunga acuan dari bank sentral lainnya, yakni preemptive, ahead of the curve, dan front loading.
"Jadi kalau policy kita 6%, inflasi akhir tahun di bawah 3,5%, jadi riil policy rate sudah dikatakan tetap preemptive dan ahead the curve. Ukuran lain perbandingan suku bunga dalam dan luar negeri. Itu juga dikatakan preemptive dan ahead the curve karena interest rate kita menarik dengan asing," jelasnya.
Sebelumnya, The Fed menahan suku bunga acuan di level 2,25-2,5% pada bulan ini. Bahkan The Fed memberi sinyal untuk menahan bunga acuan ini hingga akhir 2019.
Sementara itu, BI hari ini menahan suku bunga acuan di level 6%. Kebijakan ini dilakukan untuk memperkuat stabilitas makroekonomi dan memperbaiki defisit transaksi berjalan. (dtf)