Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani menjenguk istri Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Ani Yudhoyono, yang tengah dirawat di Singapura. Puan disambut langsung oleh SBY.
Pakar politik Rico Marbun menganggap, kunjungan Puan tersebut bisa dilihat dalam dua makna. Pertama sisi kemanusiaan, dan yang kedua urusan politik antara PDIP-Partai Demokrat (PD).
"Ada dua sisi. Kemanusiaan dan politis. Dari sisi kemanusiaan sebenarnya apa yang dilakukan Mbak Puan ini teladan yang juga dicontohkan oleh founding fathers kita. Beda pendapat tak berarti rusak hubungan pribadi. Namun secara politis, ini juga bisa mencairkan hubungan yang dingin antara SBY dengan Megawati," kata Rico saat dihubungi, Kamis (21/3/2019) malam.
Dia mengatakan, kehadiran Puan dianggap mampu mencairkan hubungan antara Ketum PD Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk memuluskan kerjasama politik dua partai. Apalagi, menurutnya, PD tidak memberi sanksi bagi kadernya yang merapat ke kubu 01. Maka dia melihat, pertemuan Puan dengan SBY saat menjenguk Ani Yudhoyono sebagai 'back door' politik antara PD-PDIP.
"Bukan rahasia lagi, hubungan yang masih dingin ini menghambat banyak kemungkinan kerjasama politik yang besar antara PDIP dan Demokrat. Hubungan informal ini bila berlanjut bisa memuluskan kerjasama politik, minimal sekarang ini Demokrat secara struktural tidak terdengar memberi sanksi dan hukuman yang kuat bila ada kadernya atau kepala daerah yang berasal dari Demokrat mendukung Jokowi. Jadi ini semacam 'back door' politik antara Demokrat dan PDIP," paparnya.
Senada dengan Rico, pengamat politik Hendri Satrio juga melihat ada sinyal politik dari kunjungan Puan ke Singapura menjenguk Ani Yudhoyono. Apalagi, Puan terbang didampingi oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi (PANRB) Syafruddin dan Wakil Ketua DPR F-PDIP Utut Adianto. Sehingga menurutnya, kedatangan Puan juga bisa dimaknai untuk mendinginkan suhu politik persaingan Megawati dan SBY.
"Memang yang menarik itu justru yang menemani Puan itu Pak Syaf sama Pak Utut, makanya jadi menarik. Tapi intinya ini mendinginkan suhu politik antara dua kubu dan persaingan antara SBY sama Bu Mega. Jadi artinya selain pertemanan ini juga membawa misi-misi politik, " kata Hendri dihubungi terpisah.
Misi politik yang dikatakan Hendri yakni terkait beberapa kader PD yang membelot mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin. Dia memaknai, kader Demokrat yang berlabuh ke 01 ini akan diakomodasi oleh PDIP.
"Seperti kita tahu kan ada beberapa kader Demokrat yang juga menyatakan dukungan pada Jokowi, maka dengan kehadiran lengkap ini Pak BG datang, Pak Utut juga ketua fraksi DPR PDIP, ini memang sebuah langkah politik juga yang seolah diharapkan ditafsirkan oleh pendukung Demokrat sebagai akomodasi atau sifat akomodatif dari SBY menerima berbagai sisi kelompok," tuturnya.
"Jadi dua hal itu, yang pertama humanis dari sisi kemanusiaan dan pertemanan, kedua dari sisi politis melambangkan simbol akan diterimanya, akan diakomodasinya para pendukung Demokrat yang memutuskan mendukung Pak Jokowi," sambung Hendri.
Meski demikian, dia menyebut, dari dua poin kunjungan Puan ke Singapura lebih kepada sisi kemanusiaan. Apalagi, katanya, SBY dan Megawati memiliki hubungan yang kental.
"Sisi humanis, itu kan pasti ada kaitannya dengan kemanusiaan, menjenguk, persahabatan itu kan Pak SBY dan Ibu Mega pernah punya sejarah yang manis dan kedua orang ini persahabatannya juga cukup kental waktu Pak TK (Taufiq Kiemas) meninggal, Pak SBY juga langsung memberikan belasungkawa, jadi sepertinya ini hubungan pertemanaa saja. Saya rasa humanisnya lebih besar di sini. sebaiknya kita tidak menarik kesimpulan ke poin politik, tapi ke poin humanis. Mudah-mudahan Ibu Ani cepat sembuh," jelas Hendri.(dtc)