Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menghadiri Konferensi Tingkat Menteri Darurat Organisasi Kerja Sama Islam (KTM Darurat OKI) di Istanbul, Turki dengan agenda membahas teror penembakan masjid di Christchurch New Zealand serta upaya OKI menangkal ujaran kebencian kepada umat Muslim. Retno mengutuk teror tersebut.
"Indonesia mengutuk keras aksi terorisme yang terjadi di Masjid Al Noor dan Linwood di Christchurch, Selandia Baru," tegas Retno seperti dalam keterangan tertulis yang disampaikan Kemlu, Jumat (22/3/2019).
Pesan tersebut merupakan satu di antara tujuh butir utama pernyataan Menlu RI dalam pertemuan. Dalam pesan kedua, Retno menegaskan kecaman terhadap pernyataan yang dikeluarkan oleh Senator Fraser Anning dari Australia. Pernyataan Senator Anning dinilai tidak bertanggung jawab, menyakitkan dan ofensif.
Dalam pesan kunci yang ketiga, Retno menyampaikan bahwa sebagai anggota Dewan Keamanan PBB, Indonesia--bersama Kuwait--telah menginisiasi press statement DK PBB mengecam keras tragedi Christchurch yang merenggut sejumlah korban jiwa, termasuk dari WNI.
Keempat, Retno menyampaikan bahwa serangan di Christchurch mengingatkan bahwa tidak ada negara yang imun terhadap terorisme. Serangan Christchurch juga merupakan testamen masih kurangnya pemahaman publik bahwa Islam adalah agama yang damai.
"Kita harus mencegah agar pemikiran 'clash of civilizations' tidak terjadi," kata Menlu Retno.
Kelima, Indonesia menyampaikan OKI harus memperkuat nilai-nilai toleransi. Perdamaian hanya dapat dibangun dengan fondasi toleransi yang kuat.
Keenam, OKI perlu memperkuat upaya mempromosikan interfaith dialogue. Dan ketujuh, mengingat banyak kepentingan umat yang sedang menghadapi tantangan, maka OKI harus bersatu dalam menangani tantangan umat, termasuk opresi yang terus terjadi terhadap bangsa Palestina.
Selain tujuh butir tersebut, Menlu RI mengingatkan agar OKI dapat meningkatkan komitmen untuk menggunakan OIC Contact Group for Peace and Dialogue sebagai platform untuk menangani Islamphobia dan bentuk diskriminasi lain yang dihadapi Ummah. Retno juga mengharapkan OKI dapat terus menjalankan peran sebagai penjuru utama penyebaran Islam yang damai.
Selain anggota OKI, hadir dalam KTM darurat OKI tersebut Menlu Selandia Baru, Winston Peters. Dalam pernyataannya Menlu Selandia Baru menyampaikan bahwa seluruh masyarakat negaranya berduka dan mengecam serangan teroris di kedua Mesjid minggu lalu. Menlu Peters juga menghargai dukungan dan solidaritas dunia Islam untuk Selandia Baru. Menlu Peters menyampaikan berbagai langkah yang telah dan akan diambil Selandia Baru termasuk memperketat aturan kepemilikan senjata api.
KTM Darurat OKI yang bertajuk 'OIC Open Ended Executive Committee Emergency Ministerial Meeting On The Recent Terrorist Attack Against Two Mosques In New Zealand And Countering Hatred Against Muslims' ini diselenggarakan di Istanbul pada 22 Maret 2019. KTM didahului dengan pertemuan pada level Pejabat Tinggi pada 21 Maret 2019. Pada pertemuan ini, Turki bertindak sebagai pimpinan sidang dalam kapasitasnya sebagai Ketua Komite Eksekutif dan Islamic Summit OKI pada periode ini.
Pertemuan menyepakati dokumen Final Communique yang mengecam aksi teror di Christchurch seraya menekankan solidaritas dan dukungan kepada Selandia Baru untuk menuntaskan proses hukum bagi pelaku teror. Dokumen juga meminta komunitas internasional untuk menginisiasi dan mendukung upaya pencegahan intoleransi, diskriminasi, dan stereotip negatif, pengucilan serta stigmatisasi negatif terhadap Muslim. Untuk dampak yang lebih luas, negara-negara OKI juga sepakat untuk bekerja sama dengan PBB dan Uni Eropa untuk lakukan pemantauan terhadap isu Islamophobia serta melaksanakan dialog konstruktif yang diharapkan dapat memperkuat toleransi, harmoni antar agama dan budaya.(dtc)