Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Balige. Sejumlah petugas Panitia Pemungutan Suara(PPS) di Kabupaten Toba Samosir (Tobasa) merasa gerah. Pasalnya, honor kegiatan yang diharapkan bisa dimanfaatkan mendukung keuangan keluarga dan pekerjaannya sejak 3 bulan belum diterima. Mereka pun mengancam akan mendemo KPU.
"Kami sudah bekerja siang dan malam sesuai permintaan dan harapan dari Komisi Pemilihan Umum(KPU) untuk mensukseskan Pemilihan Umum di desa kami tetapi sejauh ini sudah tiga bulan honor belum kami terima, " ujar seorang petugas PPS, di Balige, Sabtu (23/3/2019).
Dia mengatakan, akibat belum diterimanya honor, maka kinerjanya secagai PPS tidak maksimal. "Tak mungkin selamanya selalu bisa pinjam ke tetangga, sementara untuk tugas itu saja sudah mengorbankan keluarga, " sebutnya.
Apabila dalam beberapa hari ini ke depan honor belum juga diterima, maka ia akan mengikuti rencana rekan-rekannya untuk mendatangi kantor KPU.
Senada disampaikan petugas PPS di salah satu desa di Kecamatan Porsea. Ia mengakui selama 3 bulan honornya dan biaya alat tulis kantor belum diterima. Untuk pekerjaan lanjutannya ditinggal menunggu arahan dari pimpinan.
"Tak ada keputusan. Untuk menyambung hidup keluarga terpaksa ikut bekerja ke sawah dulu. Kalau tugas di desa boleh dilanjutkan apabila sudah malam, " ujarnya.
Ia mengaku akibat belum didapatnya honor dari PPS sempat menjadi permasalahan di rumah tangganya.
Sekretaris KPU Toba Samosir, Resbol Lumbangaol membenarkan kalau honor dan biaya ATK di tingkat PPS selama 3 bulan belum diberikan. Permasalahan itu dipicu ada perubahan sistim anggaran dari pusat.
"Permasalahan itu bukan di KPU Tobasa, tetapi adalah di pusat. Kebetulan ada perubahan sistim sehingga imbasnya adalah keterlambatan, " katanya menyebut jumlah PPS di Tobasa sebanyak 600-an lebih.