Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Yogyakarta. Bank Indonesia (BI) menyebut kondisi perbankan nasional saat ini sangat kuat jika dibandingkan dengan periode 20 tahun lalu.
Deputi Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial BI Ita Rulina menjelaskan perbankan nasional kebal meskipun terjadi gejolak pada nilai tukar rupiah terhadap dolar AS beberapa waktu lalu.
Dia menjelaskan misalnya pada kuartal IV tahun lalu nilai tukar rupiah sempat melemah hingga Rp 15.000 per dolar AS.
"Kami sempat dapat pertanyaan dari pihak asing, rupiah mengalami volatilitas, kenapa perbankan di Indonesia masih oke?," ujar Ita dalam pelatihan wartawan di Hotel Marriott, Yogyakarta, Sabtu (23/3/2019).
Ita menjelaskan hal tersebut terjadi karena nilai tukar rupiah sudah kembali stabil di kisaran Rp 14.100- Rp 14.200 per dolar AS. Selain itu kondisi permodalan atau capital adequacy ratio (CAR) bank tidak mengalami penurunan.
"Banyak bank yang belajar dari masa krisis moneter pada 1998 dan 2008 lalu. Perbankan menjaga sekali modalnya supaya CAR tidak turun, ini pengalaman masa krisis yang dihantam terparah 1998 dan 2008," imbuh dia.
Data bank sentral menunjukkan, per Januari 2019, perbankan memiliki permodalan yang kuat. Rasio CAR yang relative tinggi di level 23,12%, meningkat dibanding pada bulan Desember 2018 lalu.
Adapun berdasarkan kelompok bank, tingginya CAR perbankan didominasi Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) III dan BUKU II. Secara umum, seluruh kelompok bank memiliki CAR di atas threshold.(dtf)