Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Medan mengecam sikap Rektor Universitas Sumatra Utara (USU), Prof Runtung Sitepu, yang memblokir situs SUARA USU. Hal itu dikatakan Ketua AJI Medan, Liston Damanik dalam siaran persnya yang diterima medanbisnisdaily.com, Sabtu (23/3/2019).
Diterangkannya, situs berita pers mahasiswa SUARA USU, suarausu.co tidak bisa diakses sejak Rabu pagi, 20 Maret 2019.
Seperti diberitakan sebelumnya, masalah itu bermula karena pemuatan cerpen berjudul "Ketika Semua Menolak Kehadiran Diriku di Dekatnya" karya Yael Stefani Sinaga, di SUARA USU. Cerpen ini menurut rektor berasa dukungan LGBT (lesbi, gay, biseksual, transgender), dan tidak sesuai dengan visi-misi USU.
Dalam keterangan itu disebutkan, awalnya, cerpen yang ditulis oleh Yael Stefani Sinaga itu naik di situs suarausu.co pada Selasa, 12 Maret 2019 dan tidak menimbulkan masalah. Namun, enam jam setelah diunggah di media sosial Instagram @suarausu pada Senin (18/3/2019), cerpen itu mendapat komentar bernada penolakan dari warganet.
“Selasa (19/3/2019) kami dipanggil untuk menjumpai staf Majelis Wali Amanat. Dalam pertemuan itu, aku dan Widya, Pemred Suara USU, diminta untuk mencabut cerpen itu.” ujar Yael (22/3/2019) di keterangan tertulis itu.
Meski didesak, Yael dan Widya yakin tidak ada yang salah dalam konten tersebut. Yael menyampaikan bahwa cerpen yang ia buat hanya untuk menggambarkan diskriminasi yang diterima kelompok minoritas. Hingga Selasa malam, pengurus Persma tetap tidak mencabut cerpennya.
Pada Rabu sekitar pukul 09.00 WIB, situs suarausu.co tidak bisa diakses dan diblokir hingga pernyataan sikap ini diturunkan.
Menanggapi hal tersebut, AJI Medan menyatakan sikap:
Medanbisnisdaily.com sendiri sejak Jumat (22/3/2019) berupaya mengkonfirmasi Rektor Runtung Sitepu, namun belum ada jawaban hingga saat berita ini ditulis. Meski begitu, sejumlah insan pers dan sastrawan di Medan yang diwawancarai medanbisnisdaily.com juga menyatakan keberatan yang sama.
"Dari sisi sastra, cerpen itu memang masih terlalu 'telanjang' namun sikap yang ditunjukkan rektor terlalu berlebihan," kata Agus Chaidir salah seorang sastrawan sekaligus editor di media terbitan Medan kepada medanbisnisdaily. com, Jumat (22/3/2019).
Mantan Pemimpin Umum SUARA USU, Dinda, mengatakan, tidak etis bila hanya karena memuat cerpen, medianya dibekukan. "Menurutku itu bagian dari ekspresi penulis," kata Dinda.