Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Sidikalang. Seorang bayi berusia 8 bulan, Amelia Putri Karolina Pinem, meninggal setelah dirawat di RSUD Sidikalang. Pihak keluarga menuding bayi malang itu tewas karena kurang mendapatpelayanan medis secara maksimal dari pihak rumah sakit.
Putri pertama pasangan Bobby Pinem (27) dan Endan Nababan ini meninggal dunia pada, Jumat (22/3/2019), sekira pukul 22.00 WIB. Kasus ini viral di media sosial setelah diunggah akun facebook Rikardo Nababan, yang juga paman Amelia.
Nenek Amelia, Rugun boru Sinamo, didampingi Rikardo Nababan ditemui di rumahnya di Desa Belang Malum, Kecamatan Sdikalang, Kabupaten Dairi, Sabtu (23/3/2019) malam, mengatakan, pihak keluarga Nababan dan Pinem sangat kecewa terhadap buruknya pelayanan RSUD Sidikalang terhadap cucunya itu.
Rugun menerangkan, pada Jumat (22/3/2019), sekira pukul 3 sore mereka membawa Amelia berobat ke RSUD Sidikalang. Setiba di IGD, Amelia ditangani petugas medis. Rugun menyebut, mereka membawa Amelia ke rumah sakit karena sudah 3 hari demam dan mencret.
Setelah beberapa jam di IGD, pihak keluarga memperoleh diganosa bahwa bayi Amelia dehidrasi. Setelah mendapat penanganan di IGD, selanjutnya bayi itu dibawa ke ruang perawatan di ruang Melur.Namun, tidak ada perkembangan baik terhadap kesehatan Amelia.
Lalu pihak rumah sakit menyarankan agar bayi itu dirujuk ke rumah sakit di Medan. Atas saran itu, keluarga langsung setuju.
"Tetapi, dalam proses mau rujuk itu kami menunggu sangat lama. Kata petugas di sana kepada kami, malam itu semua rumah sakit di Medan lagi tidak ada dokter anak. Hanya RS Bina Kasih yang tersedia dokter anak, itupun pihak rumah sakit memberitahu kepada keluarga Amelia agar menyediakan uang Rp.10 juta untuk uang panjar atau DP. Keluarga pun menyetujui hal itu, namun dalam proses mau berangkat rujuk, tiba-tiba pihak rumah sakit mengatakan tidak ada oksigen untuk dipakai selama perjalanan ke Medan," papar Rugun.
Sehingga, terangnya, proses pemberangkatan sempat tertunda. Kata Rugun maupun Rikardo, selama perawatan di ruang Melur sebenarnya tabung oksigen yang dipakai bayi itu sudah habis. Sehingga bukan ketika mau dibawa ke mobil ambulans oksigen baru diketahui habis.
Ketika dibawa ke ambulans, kata Rikardo, sebenarnya keponakannya itu sudah tidak bernyawa lagi. Tetapi pihak rumah sakit tidak jujur dan berusaha hendak membawa ke Medan.Kejadian itu sekitar pukul 23.00 WIB.
Menurut pihak keluarga, Amelia meninggal karena kelalaian dan lambatnya tindakan penanganan medis. Bahkan, pihak keluarga sempat menawarkan kepada pihak rumah sakit agar mereka membawa sendiri Amelia ke Medan menggunakan mobil pribadi. Tetapi pihak rumah sakit tidak memperbolehkan.
"Dan beginilah jadinya. Kami berharap jangan ada lagi korban seperti dialami Amelia. Kami belum bisa menerima kejadian ini. Semoga ke depannya tidak ada korban berikutnya atas kelalaian dilakukan pihak RSUD Sidikalang," uja Rikardo.
Menurut Rugun, Amelia sudah dimakamkan pada Sabtu (23/3/2019), sekirta pukul 14.00 WIB.
Direktur RSUD Sidikalang, dr Hendri Manik dikonfirmasi wartawan via telepon, Sabtu (23/3/2019) malam, membenarkan bahwa pasien atas nama Amelia dirawat di RS yang dipimpinnya pada, Jumat (22/3/2019). Pasien datang dan diterima di IGD. Pasien diperiksa oleh dokter, ternyata ada indikasi demam dan diare.
"Dokter spesialis melihat bahwa kondisi si pasien tidak baik dan harus dirujuk karena kita juga tidak punya ruang ICU untuk bayi," terangnya.
Ketika kondisi tersebut disampaikan ke pihak keluarga, kata Hendri Manik, pihak keluarga belum bersedia dan mereka mengatakan tunggu berembuk dulu. Tetapi dalam proses itu, petugas terus memberikan pelayanan pengobatan. Kemudian sekitar pukul 21.30 WIB, pihak keluarga menyetujui.
"Kemudian setelah mereka mau, kita mencari ambulans, karena kebetulan 4 ambulans kita lagi keluar merujuk pasien lain. Kita menghubungi Puskesmas Batang Beruh. Selanjutnya kita mengontak 5 rumah sakit di Medan, hanya Bina Kasih yang bersedia menerima pasien rujukan. Lalu, kita hendak berangkatkan pasien itu, tetapi pas dimobil tiba-tiba berhenti napas bayi itu. Lalu dibawa lagi ke ruangan, namun nasib berkata lain, Amelia meninggal," paparnya.
Hendri membantah bahwa oksigen kosong saat bayi mau dirujuk. "Oksigen kita ada pak. Begitu juga proses ambulans tidak langsung ada kalau kita pesan, kan pasti menunggu beberapa menit baru datang. Kami sudah melakukan penanganan terbaik. Kami tidak bisa bermain-main demi menyelamatkan nyawa orang lain," ujar Hendri.