Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Menjelang pemilihan umum (Pemilu), pemilihan presiden dan pemilihan legislatif (Pilpres dan Pileg), Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Padanglawas Utara (Paluta), mengimbau semua pihak termasuk penyelenggara Pemilu, wajib bersikap jujur, adil, dan profesional serta mendukung pemerintah menyukseskan Pemilu damai.
“Kita harus menolak hoax, politisasi SARA, politik identitas dan menolak radikalisme di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini. Kami mengimbau masyarakat Paluta untuk tetap menjaga kerukunan dan persaudaraan, meski berbeda pilihan,” kata Wakil Ketua MUI Palas, Awaluddin Harapap.
Hal itu ditegaskannya saat melakukan kunjungan ke Pondok Pesantren Syahbuddin Musthafa Nauli, di Desa Aek Nauli, Kecamatan Hulu Sihapas, Kabupaten Padanglawas Utara (Paluta), baru-baru ini.
Saat melakukan kunjungan itu, Awaluddin Harahap, didampingi Pimpinan Pondok Pesantren Syahbuddin Musthafa Nauli, H Soleman Siregar, serta beberapa tokoh masyarakat dan tokoh adat setempat.
Awaluddin yang juga menjabat sebagai Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Paluta ini, menambahkan, perbedaan pilihan hendaknya disikapi dengan penuh kedewasaan, saling menghormati dan saling memuliakan.
Mendahulukan kepentingan nasional di atas kepentingan kelompok dan golongan. Menjunjung tinggi semangat persaudaraan, persatuan dan kesatuan. "Jadikanlah perbedaan aspirasi politik sebagai rahmat untuk saling menghormati dan memuliakan agar persaudaraan sebagai bangsa tetap terpelihara," jelasnya.
MUI Paluta juga mengharapkan seluruh masyarakat Desa Aek Nauli, Kecamatan Hulu Sihapas untuk dapat ikut membantu mendinginkan suasana selama masa kampanye. "Sehingga pesta demokrasi yang menjadi hajatan nasional bangsa Indonesia dapat berjalan dengan lancar, tertib, aman dan menggembirakan," jelasnya.
Kepada tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat dan masyarakat, diharapkan dapat memerankan diri sebagai perekat dan pemersatu bangsa. "MUI Paluta mengimbau peserta pemilu agar menjauhkan diri dari praktik politik kotor. Misalnya, kampanye hitam, provokasi, intimidasi, ujaran kebencian, hoaks, fitnah, politik uang, dan politik SARA," kata Awaluddin.
Sedangkan kepada partai politik, tim sukses dan juru kampanye, Awaluddin juga mengimbau hendaknya dapat menciptakan suasana yang kondusif. "Dalam menyampaikan pendapat harus tetap mengindahkan nilai-nilai kesantunan, kepatutan dan akhlak mulia," kata Awaluddin.
Dijelaskannya, MUI Paluta juga mengimbau kepada masyarakat, khususnya pemilih pemula yang sedang menimba ilmu di sekolah umum atau pondok pesantren, di Kabupaten Palas, agar terlibat aktif menyukseskan Pemilu 2019 yang serentak digelar pada 17 April mendatang. “Supaya dapat terselenggara Pemilu yang tertib, aman, damai dan bermartabat. Sehingga rakyat dapat menggunakan hak pilihnya dengan penuh kesadaran, tanggung jawab, merasa gembira dengan tanpa adanya tekanan dan paksaan,” tegas Awaluddin.
Kepada pelaku dan elite politik, MUI Paluta berpesan agar mengedepankan etika politik yang berkeadaban dengan tidak menampilkan rasa kebencian dan permusuhan. “Kepada umat muslim agar memelihara ukhuwah islamiyah dan tidak terjebak dalam pertentangan yang dapat merusak ikatan persaudaraan sesama muslim, maupun terhadap saudara yang Kristen dan agama lainnya. Umat Islam diminta bijak menyikapi perbedaan pandangan politik,” ujarnya sembari berpesan agar masyarakat tidak golput.