Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Panyabungan Padi Siganteng asal Kabupaten Mandailing Natal (Madina) ditetapkan Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian Kementerian Pertanian sebagai varietas padi unggulan. Penetapan padi Siganteng menjadi padi unggulan pada 22 Januari 2019, dengan tanda daftar varietas tamanan varietas lokal nomor 1007/PVL/2019.
Demikian disampaikan Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Mandailing Natal, Taufik Zulhandra Ritonga kepada wartawan, Senin (25/3/2019).
Penetapan padi siganteng menjadi varietas lokal unggulan berdasarkan UU No 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman, Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2004 tentang Penamaan, Pendaftaran dan Penggunaan Varietas Asal untuk Pembuatan Varietas Turunan Esensial dan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 01 Tahun 2006 tentang Syarat Penamaan dan Tata Syarat Pendaftaran Varietas Tanaman.
Taufik menyampaikan, pengusulan padi siganteng menjadi varietas lokal unggulan sudah dilakukan instansinya sejak 2015. Namun mengingat dibutuhkan waktu penelitian yang sangat panjangn baru saat ini bisa terilis dengan resmi.
"Alhamdulillah saat ini padi lokal siganteng sudah dijadikan sebagai varietas unggulan dan terdaftar di Kementerian Pertanian," katanya.
Dengan didaftarkannya varietas tersebut, kini varietas padi siganteng tersebut menjadi milik masyarakat di wilayah Madina, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dicatat dalam daftar umum PVT serta diumumkan dalam berita resmi PVT.
"Dengan dikeluarkannya dan ditandatangani daftar varietas tersebut, kini padi sigantengn menjadi resmi milik masyarakat Madina," ujarnya.
Varietas padi siganteng ditemukan seorang petani di Desa Huraba, Kecamatan Siabu, Kabupaten Mandailing Natal, yakni Alm Erwin Hasibuan. Dari informasi yang didapat, bibit padi siganteng ini hasil panennya dapat mengalahkan hasil panen secara nasional.
Bila hasil panen secara nasional hanya mencapai 7,5 ton - 8 ton per hektarenya, bibit padi siganteng 9 ton - 10 ton per hektarenya.