Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Pekan lalu kasus skimming atau pembobolan rekening melalui kartu ATM kembali mencuat. Kerabat keluarga capres nomor urut 02 Prabowo Subianto, Ramyadjie Priambodo tertangkap akibat kejahatan tersebut.
Saat ini perbankan sudah berupaya meningkatkan keamanan untuk transaksi nasabah. Misalnya melakukan migrasi kartu debit yang sebelumnya menggunakan magnetic stripe (pita magnetik) ke teknologi chip.
Magnetic stripe adalah garis hitam di bagian belakang kartu debit. Sedangkan chip adalah bagian kotak kecil berwarna emas di depan kartu debit.
Analyst Digital Forensic Ruby Alamsayh menjelaskan memang teknik skimming adalah melakukan pencurian dari target kartu yang menggunakan pita magnetik.
"Teknik skimming dengan target magnetic stripe hanya membutuhkan waktu 1-2 detik untuk dapat menyalin data dari stripe ke alat skimming atau pembacanya," ujar Ruby saat dihubungi, Senin (25/3/2019).
Menurut Ruby, saat ini perbankan di Indonesia sudah melakukan migrasi kartu ATM ke chip. Namun ada dua jenis yaitu migrasi kartu ke chip only dan chip serta magnetic atau yang lebih dikenal double technology.
"Hal ini dilakukan dengan pertimbangan belum semua mesin ATM mapun EDC di merchant-merchant yang sudah mendukung kartu Chip. Alias double technology untuk Fall Back istilahnya, saat mesin ATM atau EDC merchant ada yang tidak mendukung kartu chip, sehingga kartu atm masih bisa digunakan dengan magnetic stripe nya," imbuh dia.
Dia menyebutkan, jika migrasi chip only maka hasilnya akan dapat meningkatkan keamanan dan mencegah terjadinya modus kejahatan ATM skimming.
Sedangkan kalau migrasi chip dan stripe, menurut Ruby memang hasilnya tidak akan optimal, karena magnetic stripe tetap ada dan tetap bisa menjadi target modus ATM skimming. Namun tetap lebih baik menggunakan chip dibanding hanya magnetic stripe only. (dtf)