Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Pemerintah seharusnya tidak berpuas diri dengan catatan pertumbuhan ekonomi di kisaran 5%. Sebab angka itu dinilai tidak cukup untuk membawa Indonesia menjadi negara maju.
Hal itu disampaikan oleh Staf Ahli Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Bidang Sinergi Ekonomi dan Pembiayaan Amalia Adininggar dalam acara diskusi 100 Ekonom Perempuan Indonesia di Hotel Century Park, Jakarta, Selasa (26/3/2019).
"Kita butuh ekonomi lebih tinggi. Pertumbuhan ekonomi 5% tak cukup membuat Indonesia maju," ujarnya.
Menurutnya untuk mendorong ekonomi RI lebuh tinggi lagi perlu adanya reformasi struktural terhadap perekonomian. Sebab menurut Amalia reformasi struktural dilakukan guna mendorong pertumbuhan ekonomi secara jangka panjang.
Apalagi Indonesia saat ini levelnya adalah negara berkembang. Perlu adanya siasat jitu dalam perekonomian jika tak ingin terjebak dalam middle income trap.
"Korsel punya inovasi, sehingga bisa berpindah dari low ke high(economy). Chili negara high tapi dia butuh 50 tahun untuk berkembang dari low middlemenjadi high. Artinya reformasi struktural dari low middle menjadi high income economy," ujarnya.
Ekonomi RI juga saat ini tengah dihadapi tantangan gejolak perekonomian global yang penuh risiko. Banyak lembaga yang memperkirakan tren ekonomi global akan melambat ke depannya.
"Perang dagang sedikit banyak mempengaruhi ekonomi global. Perdagangan global dalam tren di bawah rata-ratanya. Namun demikian, negara lain terus melakukan reformasi," ujarnya.
Meski begitu, menurut Amelia Indonesia sudah melakukan upaya untuk reformasi struktural ekonomi, seperti pembangunan infrastruktur, memberikan insentif di dunia usaha. Namun itu saja belum cukup.
"Kita harus reformasi dari komoditas base ekonomi, menjadi manufaktur. Dengan teknologi kita melakukan digitalisasi menjadi peluang ekonomi tumbuh tinggi. Transformasi SDM. Teknologi tanpa SDM akan menyebabkan destruksi.(dtf)