Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Kebijakan Rektor Universitas Sumatera Utara (USU), Runtung Sitepu memecat 18 pengelola Pers Mahasiswa (Persma) "Suara USU" dikecam Forum Jurnalis Perempuan (FJP) Sumut. Runtung dinilai telah bertindak salah kaprah.
Berbicara kepada medanbisnisdaily.com di sela-sela acara seminar "Peran Politik Perempuan Dalam Pemberitaan Media", di Hotel Le Polonia Medan, Rabu (27/3/2019, Ketua FJP Sumut, Lia Anggia Nasution menyatakan sudah membaca cerpen karya Yael Stefany Sinaga "Ketika Semua Menolak Kehadiran Diriku Didekatnya", yang dituduh menyebarluaskan perilaku LGBT (lesbian, gay, bisexual dan transgender) serta mengandung unsur pornografi. Cerpen tersebut ditampilkan di laman www.suarausu.co.
"Tidak ada unsur pornografi di dalam cerpen itu, dari perspektif karya sastra tidak ada yang salah. Bandingkan dengan karya sastra lainnya yang jelas-jelas mengandung muatan pornografi seperti yang pernah ditulis Ayu Utami, tidak sama sekali," ucap Lia.
Dengan alasan itu dia menyatakan Runtung telah bertindak tidak proporsional dan semena-mena memecat para pengelola Suara USU. Sebagai akademisi dan guru besar yang seharusnya terbuka pada perbedaan, cara berpikir Rektor tidak tepat.
"Kami dari FJP sangat tidak setuju akan kebijakan Rektor USU memecat pengelola Suara USU, tak seharusnya itu dilakukan," tegas Lia.