Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Pemecatan 18 pengurus Pers Mahasiswa (Persma) Universitas Sumatera Utara, "SUARA USU" oleh Rektor Prof Runtung Sitepu mendapat reaksi dari berbagai elemen mahasiswa, di antaranya Aliansi Pers dan Kelompok Aktivis Perempuan, di Medan. Sore ini, sejumlah elemen itu akan mengadakan konsolidasi memberi dukungan kepada SUARA USU, sekaligus kevaman atas tindakan Rektor USU tersebut.
Konsolidasi yang digagas Solidaritas Mahasiswa Bersuara (Somber) direncanakan akan digelar di sekretariat SUARA USU, Jalan Universitas, No 32 B, Kampus USU, Jalan Dr Mansyur, Padang Bulan, Medan, sore ini, Rabu (27/3/2019).
Demikian dikatakan salah seorang aktivis perempuan dari Solidaritas Aktivis Perempuan Sumatra Utara (Sumut) yang ikut diundang dalam konsolidasi itu, Djeni Buteto kepada medanbisnisdaily.com.
"Mari bergerak bersama sebelum ketidakadilan semacam ini menimpa kita. Sebelum kampus kehilangan kekritisannya. Sebelum mahasiswa kehilangan kebebasan berpikirnya. Sebelum masyarakat kita kehilangan generasi intelektual yang merdeka dan berpikir kritis. Mari kita lawan segala kesewenang-wenangan dan pembodohan," ajaknya.
Seperti diberitakan pihak rektorat USU memecat 18 pengurus Persma SUARA USU karena memuat cerpen "Ketika Semua Menolak Kehadiran Diriku di Dekatnya" karya Yael Stefany Sinaga yang dinilai mendukung LGBT.
Humas USU, Elvi Sumanti yang dikonfirmasi medanbisnisdaily.com, Selasa sore (26/3/2019) mengatakan, bahwa cerpen itu mengandung unsur menentang moral. Karena mereka tidak mengakui dan bersikeras tidak mau menarik cerpen itu dari portal mereka, makanya pengurusnya diberhentikan dan webnya diblokir
"Kenapa dibubarkan pengurusnya karena mereka tidak mengakui bahwa cerpen tersebut telah mengandung unsur menentang moral dan mereka tidak mau menghapusnya dari media online, itu saja," kata Elvi.