Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - KPU mengungkit kabar hoax 7 kontainer berisi surat suara tercoblos. KPU mengambil data dari lembaga survei SMRC yang menunjukkan masih ada 7,7 juta orang di Indonesia yang mempercayai berita bohong tersebut.
"Survei SMRC itu menemukan bahwa masih ada 4 persen yang percaya 7 kontainer itu nyata. Masih ada 4 persen, 4 persen itu kalau kali jumlah pemilih kita itu kira-kira 7,7 juta orang percaya. Itu kerjanya hoax manipulasi kognisi seseorang. Itu bahaya, hoax di posting-an sudah tak ada, tapi bekasnya di benak publik bisa bertahan lama. Itu mengerikan," ujar komisioner Komisi Pemilihan Umum Pramono Ubaid Tanthowi di aula Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jl Menteng Raya, Jakarta Pusat, Jumat (29/3/2019).
KPU menilai hoax dijadikan salah satu strategi kampanye di tahun politik menjelang Pemilu 2019 ini. Pramono menyebut sasaran utama hoax adalah menjatuhkan lawan politik.
"Jadi memang dimanipulasi untuk membenci kandidat lawan, karena informasi bohong itu disebarluaskan secara masif. Hoax itu saat ini sudah menjadi strategi kampanye," paparnya.
Pramono juga menyinggung, di Pilpres 2019 kedua paslon menggunakan jasa influencer atau buzzer untuk berkampanye, sehingga pesta politik juga terasa hingga ranah media sosial.
"Ini sudah menjadi industri yang mereka nggak peduli yang menyewa siapa, nggak peduli mereka itu, yang penting asal pembayaran cocok, jalan. Jadi soal itu bisa disesuaikan dengan pesanan. Jadi ideologi itu nggak penting di situ. Isunya apa itu disesuaikan dengan pesanan," tuturnya.
Pramono mengajak semua pihak bijak menggunakan media sosial. Pengguna media sosial disarankan memanfaatkan ruang digital untuk menyebar informasi positif.
"Saya ingin sarankan mari bermedia sosial lebih bijaksana, manfaatkan medsos bukan cuma eksis, tapi manfaatkan secara lebih berguna," katanya.dtc